BERITA UTAMANASIONAL

Mengenal Sejarah Awal Lahirnya Hari Raya Idhul Fitri dan Maknanya Bagi Umat Muslim

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
8
×

Mengenal Sejarah Awal Lahirnya Hari Raya Idhul Fitri dan Maknanya Bagi Umat Muslim

Share this article
salaman
Ilustrasi Lebaran

Timika, fajarpapua.com – Hari Raya Idul Fitri adalah perayaan besar yang menjadi momen kemenangan bagi seluruh umat muslim. Momen kemenangan ini dicapai setelah umat muslim menjalankan ibadah puasa dengan berjuang mengendalikan nafsu dan berbagai keburukan di bulan Ramadan. Selain itu, Hari Raya Idul Fitri juga menjadi momen bagi umat muslim untuk saling bermaafan.

Ini sudah menjadi tradisi perayaan yang dilakukan sejak zaman nabi dahulu. Konon, perayaan Idul Fitri pertama kali dilaksanakan pada tahun ke-2 Hijriah. Sebelum agama Islam datang, kaum Arab mempunyai dua hari raya yang dilaksanakan secara meriah. Kemudian, tradisi ini berubah setelah Rasulullah mendapatkan perintah untuk menyebarkan agama Islam.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Sebagai ritual perayaan yang diadakan setiap tahun, penting bagi umat Islam untuk mengetahui sejarah atau awal mula diselenggarakan Idul Fitri. Dengan mengetahui sejarah, tentu Anda bisa lebih memaknai perayaan Idul Fitri setiap tahun dengan lebih bijaksana.

Selain memahami sejarah, Anda juga perlu mengetahui apa esensi atau makna dari perayaan Idul Fitri yang dilakukan setiap tahun. Di samping itu, ada pula beberapa keutamaan Hari Raya Idul Fitri yang perlu diperhatikan bagi setiap umat muslim agar bisa mendapatkan ridho kebaikan dari Allah.

Sejarah Hari Raya Idul Fitri


Sejarah Hari Raya Idul Fitri berkaitan erat dengan dua peristiwa dalam sejarah Islam, yaitu Perang Badar dan Hari Raya masyarakat Jahiliyah. Perayaan Idul Fitri pertama kali digelar pada tahun ke-2 Hijriah, yaitu bertepatan dengan kemenangan kaum Muslimin pada Perang Badar.

Usai perang, secara tidak langsung umat muslim merayakan kemenangan dengan penuh rasa syukur dan gembira. Bukan hanya kemenangan dalam perang, tetapi juga kemenangan karena berhasil berpuasa selama satu bulan di saat itu. Kemudian, ini mulai menjadi tradisi dan ibadah yang dilakukan umat muslim hingga saat ini.

Sebelum itu, tepatnya sebelum agama Islam datang, kaum Arab Jahiliyah merayakan dua hari raya yang sangat meriah. Disebutkan dalam hadist bahwa Idul Fitri yang kini dirayakan setiap tahun, tak lepas dari sejarah tradisi masyarakat Jahiliyah yang memiliki kebiasaan khusus bermain dalam dua hari.

Kemudian, setelah Rasulullah mendapat perintah untuk menyebarkan Islam dan jalan kebenaran yang berasal dari Allah, tradisi tersebut berubah. Dalam hal ini, Rasulullah mengganti hari raya masyarakat jahiliyah dahulu menjadi perayaan yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.

“Dari Anas bin Malik, Rasulullah bersabda, kaum jahiliyah dalam setiap tahunnya memiliki dua hari yang digunakan untuk bermain, ketika Nabi Muhammad datang ke Madinah, Rasulullah bersabda: kalian memiliki dua hari yang biasa digunakan bermain, sesungguhnya Allah telah mengganti dua hari itu dengan hari yang lebih baik, yaitu Idul Fitri dan Idul Adha.” (HR Abu Dawud & an-Nasa’i)

Sebelumnya, dua hari tersebut, diisi oleh perayaan pesta pora, dengan tradisi mabuk-mabukan dan menari. Konon, ini merupakan pengaruh budaya dari orang Persia kuno. Kemudian setelah turun kewajiban puasa Ramadan, Rasulullah mengganti perayaan tersebut menjadi Hari Raya Idul Fitri dan Idul Adha yang diperingati setiap tahun, hingga saat ini.

Makna Idul Fitri


Setelah mengetahui sejarah Hari Raya Idul Fitri, berikutnya tak kalah penting untuk diketahui makna dari perayaan Idul Fitri. Dalam hal ini, dijelaskan oleh seorang ulama, bahwa Allah menjadikan tiga hari raya di dunia bagi orang-orang yang beriman, yaitu Hari Raya Jumat, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.Dijelaskan oleh seorang ulama, bahwa Allah menjadikan tiga hari raya di dunia bagi orang-orang yang beriman, yaitu Hari Raya Jumat, Hari Raya Idul Fitri, dan Hari Raya Idul Adha.

Secara khusus, perayaan Idul Fitri yang identik dengan menggunakan pakaian baru, memiliki makna yang lebih dari itu. Mengenakan pakaian baru hanyalah sunah, sedangkan makna yang lebih penting adalah anjuran untuk menambah ketaatan setelah hari raya tersebut.

Artinya, umat muslim yang menjalankan ibadah puasa dan amalan sunah lain di bulan Ramadan, diharapkan dapat meningkatkan kualitas diri dan iman dengan menjalankan ibadah yang lebih baik usai Ramadan.

Meskipun bukan hal yang mudah, namun orang yang mampu menjalankan ibadah dengan lebih baik setelah Ramadan, merupakan tanda bahwa ibadah selama Ramadan telah diterima oleh Allah. Tentu ini bisa dijadikan motivasi diri bagi setiap umat muslim agar mendapatkan kebaikan tersebut.

Keutamaan Idul Fitri


Setelah mengetahui sejarah Hari Raya Idul Fitri dan maknanya, terakhir akan dijelaskan mengenai keutamaan dari perayaan Idul Fitri. Dikatakan bahwa Idul Fitri bukan hanya momentum kemenangan setelah menahan diri dari lapar, dahaga, dan nafsu dari berbagai hal buruk yang dapat membatalkan atau mengurangi pahala puasa.

Lebih dari itu, Idul Fitri merupakan perayaan yang perlu disyukuri dan dibanggakan, karena Allah membuka ampunan seluas-luasnya pada hamba-Nya yang melaksanakan sholat Idul Fitri. Di mana Allah berfirman, setiap umat Islam yang telah menjalankan ibadah puasa maka perlu mendapatkan upah atau ganjaran kebaikan, dan Allah memberikan maaf kepada umat-Nya.

Penjelasan tersebut disebutkan dalam sebuah hadis, “Diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud dari Nabi Muhammad bahwa Nabi bersabda: ketika umat Nabi melaksanakan puasa pada bulan Ramadhan dan mereka keluar untuk melaksanakan shalat Idul Fitri, maka Allah berfirman: wahai Malaikatku, setiap yang telah bekerja akan mendapatkan upahnya. Dan hamba-hambaku yang telah melaksanakan puasa Ramadhan dan keluar rumah untuk melakukan shalat Idul Fitri, serta memohon upah (dari ibadah) mereka, maka saksikanlah bahwa sesungguhnya aku telah memaafkan mereka. Kemudian ada yang berseru, ‘wahai umat Muhammad, kembalilah ke rumah-rumah kalian, aku telah menggantikan keburukan kalian dengan kebaikan’. Maka Allah swt berfirman: wahai hamba-hamba-Ku, kalian berpuasa untukku dan berbuka untukku, maka tegaklah kalian dengan mendapatkan ampunan-Ku terhadap kalian.(net)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *