Timika, fajarpapua.com – Dinas Olahraga dan Pemuda (Disorda) Provinsi Papua saat ini tengah menyiapkan strategi pemanfaatan venue olahraga pasca pelaksanaan PON XX dan Peparnas.
Hal itu diungkapkan oleh Plt. Kepala Disorda Provinsi Papua, Alexander Kapisa dalam acara Kick Off Papua Menuju Provinsi Olahraga yang dilaksanakan di Hotel Horison Ultima, Timika, Kamis (12/5).
Menurutnya, pasca pelaksanaan dua iven olahraga nasional tersebut, pemerintah provinsi saat ini tengah menyiapkan Papua menjadi Provinsi Olahraga.
“Papua harus jadi Provinsi Olahraga, ini sangat memungkinkan conyohnya Mimika memiliki sejumlah venue olahraga seperti MSC, panjat tebing kelas internasional dan billiard,” ujarnya
Menurutnya fasilitas yang dimiliki sejumlah kabupaten tersebut akan maksimal pemanfaatannya jika Papua menjadi Provinsi Olahraga.
Program Provinsi Olahraga di Papua ini penting mengingat selama sejumlah daerah seperti Jakarta, Jawa Barat dan Palembang yang selalu diusulkan jika ada Iven olahraga nasional maupun internasional karena kemudahan akses.
“Nah, Papua kapan? Untuk itu dalam satu tahun kedepan kita harus sudah punya agenda yang pasti. Dengan regulasi Papua ditetapkan sebagai Provinsi Olahraga maka kita akan lebih leluasa memanfaatkan aset-aset ini,” katanya.
Sebagai upaya mendukung program Provinsi Okahraga lain itu lanjutnya ada 10 venue PON XX yang bakal dihibahkan kepada sejumlah lembaga.
Seperti venue volly indoor dan volly pasir dihibahkan kepada Polda Papua, lapangan menembak outdoor dan rughby kepada TNI Angkatan Udara, lapangan softball dan baseball kepada Universitas Cenderawasih, venue panahan dihibahkan ke Kingmi, GOR GIDI kepads STT GIDI, lapangan tennis penerima hibah Pemkot Jayapura dan GOR Futsal penerima hibah Pemda Mimika.
“Selanjutnya 11 venue lainnya akan dikelola Pemerintah Provinsi Papua, mulai dari hockey indoor, Stadion Utama Lukas Enembe, Istora Papua Bangkit, GOR Cenderawasih, Stadion Mandala, venue dayung dan arena sepatu roda,” ungkapnya.
Dalam kesempatan itu Alexander juga mengakui biaya perawatan maupun pengelolaan venue sangat tinggi juga cukup memberatkan pemerintah.
“Biaya perawatan lebih tinggi dibanding biaya even. Contohnya, perbulan biaya perawatan venue aquatik mencapai 340 juta rupiah selain itu kita juga perlu pelihara kawasannya juga,” paparnya. (feb)