BERITA UTAMAMIMIKA

Ikut Merintis Awal Sentra Pendidikan SP 5, Minta Guru ASN Jangan Ditarik, Sosok Bonevasius Nong, Guru Perintis dari NTT di Tanah Mimika Wee (2/habis)

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
7
×

Ikut Merintis Awal Sentra Pendidikan SP 5, Minta Guru ASN Jangan Ditarik, Sosok Bonevasius Nong, Guru Perintis dari NTT di Tanah Mimika Wee (2/habis)

Share this article
IMG 20220614 WA0025
Acara syukuran pensiun Bonevasius Nong di kediamannya

Timika, fajarpapua.com – Setelah berjalan kurang lebih 5 tahun, pola Asrama Iwaka ditutup karena managemen pengelolaan bermasalah.

Di tahun 2004, Bonevasus ditugaskan di SD YPPK Kaugapu, waktu itu Kepala Dinas Pendidikan dijabat Moses Hindom.

ads

Ditahun 2005, pindahtugas ke SD Inpres Timika sebagai guru agama Katolik.

Barulah, pada tahun 2009 sampai 2010 kurang lebih setahun diangkat sebagai kepala sekolah oleh Kepala Dinas Pendidikan Dasar, Ausilius You.

Pada tahun yang sama, dibawah kepemimpinan Ausilius You sebagai Kadis Pendidikan, (alm) Klemen Tinal sebagai Bupati Mimika dan Abdul Muis sebagai Wakil Bupati Mimika, Bonevasius dipercayakan ikut merintis sebuah sekolah berpola asrama baru yang dibangun Pemda Mimika yang kini dikenal dengan nama Sentra Pendidikan Mimika.

Tahun 2015 dimutasikan kembali ke Kantor Dinas pendidikan sebagai pengawas pendidikan agama katolik dan pengawas umum di Dinas Pendidikan Mimika hingga pensiun tahun 2022 ini.

Bonevasius mengucapkan terima kasih dan penghormatan yang setinggi tingginya kepada orang orang tua asal Maluku yang merintis pendidikan daerah ini.

“Para perintis asal Maluku yang mempersiapkan mental serta karakter sehingga saya dan teman-teman tinggal melanjutkan misi pendidikan di Mimika. Saya hanya sampai disini, silahkan para guru muda melanjutkan perjuangan membangun pendidikan Kabupaten Mimika yang berkualitas,” bebernya.

Kepada fajarpapua.com saat acara syukuran pensiun di kediamannya, Bonevasius menceritakan banyak hal yang dialami pada masa tugas, salah satunya adalah akses transportasi pada saat itu.

“Transportasi dulu sangat susah, masyarakat juga hidup berpindah-pindah, anak murid juga sering pindah-pindah ikut orang tua. Kondisi memang sangat sulit untuk dijelaskan tapi tekad saya sudah bulat yaitu membangun pendidikan di Mimika,” tuturnya.

Bonevasius berpesan kepada guru- guru dan petugas pendidikan yang saat ini masih aktif agar terus mengabdi tanpa pamrih.

“Keberhasilan seorang guru bukan saja terletak pada berapa orang yang diluluskan tetapi dilihat juga dari berapa manfaat ilmu yang diberikan untuk anak tersebut melanjutkan hidup atau pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi,” paparnya.

Dia juga meminta Pemda Mimika tidak menarik guru ASN dari yayasan pendidikan persekolahan katolik.

“Tidak harus guru ASN ditarik semua dari sekolah yayasan karena yayasan saat ini merupakan kantong anak-anak asli Amungme Kamoro untuk mengenyam pendidikan,” tukasnya.

Dia juga berpesan kepada para guru muda yang masih aktif bertugas agar tetap melayani masyarakat Mimika Wee dan Amunggme. Kembangkan kualitas pendidikan agar bukan saja dianggap sebagai guru tapi juga sebagai orang tua.

Bonevasius menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat dan rekan kerja apabila dirinya pernah melakukan kesalahan.

“Kemajuan pendidikan Mimika adalah tanggungjawab kita semua, amolonggo, nimaowitimi, saipa,” tutupnya.(edo)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *