Timika, fajarpapua.com– Sekitar 600 orang honorer yang dinyatakan lolos Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) menggelar aksi damai di Kantor Pusat Pemerintahan Kabupaten Mimika, Selasa (22/8).
Dalam aksi tersebut mereka menyampaikan beberapa aspirasi kepada Pemkab Mimika, khususnya ke Bupati Mimika, Sekda Mimika dan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Mimika.
Dari pantauan fajarpapua.com, perwakilan honorer berangkat dari Kantor Organisasi Kaum Intelektual Amungsa (OKIA) menuju Pemkab Mimika.
Mereka membawa sejumlah spanduk bertuliskan “Terimakasih Bapak Bupati Mimika sudah akomodir kami dalam kuota 600, kami mendukung kebijakan Bupati Mimika terkait kuota 600, Hidup Bupati, hidup Sekda, hidup BKD, lainnya adalah kami mendukung kinerja Pemda Kabupaten Mimika dalam memeperjuangkan sumber daya manusia Amungme dan Kamoro dan umum,”
Tidak hanya itu, ada juga papan berbentuk Cenderawasih dibentuk menjadi angka 600 dan bertulis Kapan Kami Tes.
Masing-masing perwakilan dari Kamoro, Amungme, Lahir Besar Timika, dan Non OAP juga menyampaikan orasi dalam aksi tersebut.
“Kita di sini tidak buat anarkis tapi menanyakan kapan tes dan terima NIP. Kami datang ke sini minta Bupati, Sekda, BKD segera laksanakan tes untuk kami,” kata salah satu perwakilan honorer.
Kemudian dari perwakilan Kamoro juga mengatakan, sangat mendukung kebijakan Pemda Kabupaten Mimika dalam mengakomodir mereka.
“Kami tidak ingin menerima kenikmatan sesaat saja, tapi kapan kami tes dan kapan kami dapat NIP. Terimakasih kepada Bupati dan Sekda dan BKD sudah mengakomodir kami,” ujarnya.
Sementara perwakilan honorer dari Amungme juga mengaku sudah lama menjadi honorer dan menuntut segera diperjelas nasibnya.
“Saya tidak pernah cari makan di luar daerah, saya punya anak istri, mau dikasih makan apa, kami butuh kejelasan,” paparnya.
Honorer perwakilan dari Non OAP mengatakan, meskipun bukan asli Papua namun ia sudah termasuk dalam golongan K2.
“Saya tergolong K2, saya adalah honorer jadi kalau ada yang bilang kita siluman itu tidak benar,” ujarnya.
Koordinator Aspirasi Aksi Damai, Niko Kanungok mengatakan, pihaknya datang hanya menyampaikan yakni, mendukung Bupati sudah mengakomodir kuota 600 dan meminta kepastian kapan tes kompetensi (CAT).
“Kami tidak bermusuhan disini. Kami sudah jelas, dan menanyakan kapan kami tes,”ucapnya.
Niko Kanungok menyebutkan ada tiga aspirasi yang mereka sampaikan yakni, pertama, kepada Bupati Mimika, Sekda dan BKD supaya mempercepat tes kompetensi.
Kedua, menyatakan sikap agar tidak ada lagi intervensi untuk menunda tes bagi 600 honorer yang lolos dan terakhir, agar sesegera mungkin tes kompetensi ditetapkan waktunya terhitung mulai hari ini sampai waktu yang ditetukan pemerintah Kabupaten Mimika.
Assisten III Setda Mimika, Hendriette Tandiono yang menerima peserta aksi damai mengucapkan terimakasih kepada honorer yang sudah menyampaikan aspirasinya.
“Untuk itu kami akan terima aspirasinya dan akan dikoordinasikan langsung kepada pimpinan khususnya Bupati dan penjabat bagian kepegawaian,” katanya.
Namun aksi tersebut dinodai dengan pernyataan salah satu honorer yang mengancam jika dalam waktu yang ditentukan Pemda Kabupaten Mimika tidak menjawab isi pernyataan sikap mereka, maka Kantor Bupati akan dibakar.
“Waktu yang kita tunggu sudah terlalu lama dan sudah mau masuk satu tahun. Dalam waktu dekat kami butuh kepastian. Teman-teman sudah banyak yang ikut tes sengaja turun dari pedalaman dan pesisir untuk datang ke Timika tes,” tegasnya.
Sementara Staf Khusus Bupati Mimika, Yohannes Kemong dalam kesempatan itu meminta 5 perwakilan para honorer untuk bertemu dengannya usai pelaksanaan aksi demo.
“Saya minta 5 orang utusan honorer untuk diskusi bersama nanti di ruangan saya,” ujarnya.
Usai menyampaikan usulnya, Yohanes Kemong kemudian meminta para honorer untuk mengakhiri kegiatan penyampaian aspirasi dan membubarkan diri. (iba)