Timika, fajarpapua.com – Serah Terima jabatan serta Pelantikan Dewan Pimpinan Cabang Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) Cabang Timika Santa Theresia Periode 2022-2024 dilaksanakan di aula Keuskupan Timika Jalan Cenderawasih SP 2 Timika, Papua, Sabtu (5/11).
Dalam acara yang mengambil tema “Lakukan segala pekerjaanmu dalam kasih” Jhon Rivaldo Fautngilyanan sebagai Ketua Presidium Demisioner PMKRI Cabang Timika-Santa Theresia periode 2021-2022 menyerahkan wewenang dan tanggung jawab keorganisasian kepada Mersi Sundung.
Dengan demikian, Mersi Sundung resmi menjabat Ketua Presidium PMKRI Cabang Timika dan mendapatkan wewenang menjalankan tugas organisasi.
Pelantikan dipimpin Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Tri Natalia Urada ditandai dengan penyematan Gordon dan Jas.
Dalam sambutannya Ketua Demisioner PMKRI Cabang Timika, John Rifaldo Fautngilyanan mengatakan kehadiran organisasi bukan hanya untuk eksistensi maupun pencitraan namun hadir untuk kasih.
“Kita hadir bukan hanya untuk eksis saja, kita hadir bukan untuk pencitraan, tapi kita hadir untuk kebersamaan, untuk kasih itu berarti bagi mereka yang membutuhkan,” ujarnya.
“Tanggung jawab itu mahal, kita harus mampu menjalankannya, dalam dua tahun kedepan harus berjalan dengan baik, selalu bersinergitas dengan pemerintah, dan pihak keamanan,” Imbuhnya.
Sementara Ketua Presidium Periode 2022-2024 PMKRI Cabang Timika, Mersi Sundung mengatakan bahwa selama dua tahun kedepan 2022-2024 bukanlah untuk pencitraan dan eksistensi.
“Atribut yang kita pakai bukan untuk gaya gayaan tetapi ada tanggung jawab besar yang harus kita laksanakan,” katanya.
Sehingga jika terjadi dinamika kemudian hari lanjutnya agar diselesaikan secara internal.
“Mungkin piring yang pecah di rumah kita, kita yang bersihkan sendiri. Selama dua tahun kedepan semoga dapat memberikan kontribusi kepada Kabupaten Mimika,” pungkasnya.
Sedangkan Ketua Presidium Pengurus Pusat PMKRI, Tri Natalia Urada mengatakan bahwa PMKRI dalam setiap turun di jalan dalam melakukan demonstrasi harus punya kajian berdasarkan data.
“PMKRI harus punya kajian jangan asal turun demo, kita harus punya data, jangan menyampaikan sesuatu yang tidak berbasis data. Kita harus jadi lokomotif pergerakan yang berbasis data,” katanya.
Selain itu juga dikatakan bahwa PMKRI harus berdampak kepada masyarakat dan PMKRI jangan pernah melupakan tiga benang merah, yakni intelektualitas, fraternitas, kristianitas.
“Tiga benang merah itu harus bisa seimbang, identitas kita PMKRI, Katolik, jangan pernah lupakan,” tutupnya. (feb)