Timika, fajarpapua.com – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG ) Timika Okto Firdaus menyatakan fenomena alam seperti yang terjadi di area pertambangan Grasberg Tembagapura beberapa waktu lalu bukan salju, melainkan hujan es.
Pasalnya, salju terjadi dalam waktu yang relatif lama. Sedangkan yang terjadi di puncak Grasberg merupakan hujan es dimana peristiwa tersebut hanya temporer dan pernah terjadi di tahun sebelumnya. Kondisi ini akibat uap air yang terkondesi menjadi butiran-butiran kecil es yang jatuh ke bumi.
“Sebenarnya kejadian itu bukan salju, karena kalau salju itu kan terjadi cukup lama. Kalau ini hanya temporer, hanya sebentar saja,” kata Okto Firdaus saat dikonfirmasi fajarpapua.com Rabu (26/7/2023).
Okto menambahkan, fenomena hujan es di puncak Grasberg pada bulan-bulan seperti Juni, Juli hingga Agustus ini sangat memungkinkan untuk terjadi. Hal itu selain karena ketinggian, juga dipengaruhi angin Timur yang berhembus dari Australia menyebabkan cuaca dingin kering seperti yang dirasakan di Timika, Asmat dan sekitarnya.
“Bulan-bulan ini angin Timur dari Australia, jadi anginnya dingin sangat terasa,” ujarnya.
Untuk diketahui, puncak Grasberg mempunyai ketinggian sekitar 4.600 meter di atas permukaan laut (mdpl) dan suhu udaranya sekitar 15 – 18 °c.
(Jef)