BERITA UTAMAMIMIKA

Kadistrik Jita Geram Dituding Tidak Ikut Perayaan HUT RI ke-78, Suto : Saya Rayakan di Wacakam Karena Sejak Mimika Terbentuk…

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
28
×

Kadistrik Jita Geram Dituding Tidak Ikut Perayaan HUT RI ke-78, Suto : Saya Rayakan di Wacakam Karena Sejak Mimika Terbentuk…

Share this article
IMG 20230820 WA0015
Kepala Distrik Jita, Suto Rontini bersama 10 kepala kampung dan warga saat merayakan HUT ke-78 RI di Wacakam, Distrik Jita, Kabupaten Mimika, Papua Tengah.

Timika, fajarpapua.com – Kepala Distrik Jita, Kabupaten Mimika, Suto Rontini menyatakan kegeramannya dengan tudingan dirinya tidak ikut perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-78 Kemerdekaan Republik Indonesia yang dilaksanakan di Kantor Distrik Jita, Kamis (16/8) lalu.

Menurut Suto, saat itu dirinya selaku Kadistrik bersama 10 kepala kampung serta warga merayakan HUT ke-78 RI di Wacakam, salah satu kampung wilayah Distrik Jita yang didominasi penduduk suku Asmat. Sebab, sejak Mimika terbentuk, tidak pernah sekalipun wilayah itu menikmati kemeriahan perayaan kemerdekaan Republik Indonesia.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

“Dari awal Distrik Jita dimekarkan, dari tahun ke tahun perayaan 17 hanya dilakukan di ibukota distrik. Keputusan yang saya ambil agar tahun ini perayaan 17 Agustus di Wacakam sudah disampaikan pada perayaan HUT RI 17 Agustus tahun lalu di lapangan upacara ibu kota distrik,” tegas Suto kepada fajarpapua.com, Minggu (20/8).

Ia menyatakan, ketika itu ide perayaan 17 Agustus 2023 dilaksanakan di Wacakam sudah disetujui dan disepakati bersama. Hal ini dibuktikan dengan kehadiran 10 kepala kampung dan perwakilan masyarakat 10 kampung.

“Wacakam sebagai kampung perbatasan yang menjaga kedaulatan administrasi Kabupaten Mimika sejak terbentuk tahun 1999, sejak Mimika ditetapkan sebagai kabupaten pemekaran. Lalu kenapa saya sebagai kepala distrik selaku perwakilan pemerintah tidak bisa mengambil keputusan untuk melaksanakan upacara disana ?” ujarnya.

Bahkan, lanjut Suto, keputusan merayakan HUT RI ke-78 di Wacakam untuk menghargai warga kampung tersebut yang adalah penduduk Mimika meski secara sosio-antropologis merupakan warga turunan Asmat.

“Kami kerja mati-matian jual nyawa tapi karena ada yang tidak suka lalu tuding kami macam-macam, saya terus terang sangat marah dengan tuduhan sepihak ini,” ujarnya.

Lanjut dia, perayaan HUT RI ke-78 di Wacakam berlangsung meriah. Bahkan sebagai bentuk penghormatan, warga Wacakam menobatkan Sjmuto Rontini sebagai anak tertua di kampung Wacakam dengan nama Baitam.

“Nama ini hanya bisa dipakai orang Wacakam dan orang Sempan,” ungkapnya.

Saksikan lensa foto kemeriahan perayaan HUT RI ke-78 di Wacakam dalam pemberitaan selanjutnya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *