Timika, fajarpapua.com- Sebanyak 50 batang bibit sarang semut asal Timika pada Rabu (4/10) kemarin diterbangkan ke Jakarta.
Sarang semut sendiri saat ini menjadi salahsatu tanaman herbal asal Papua yang banyak dicari masyarakat seperti halnya buah merah.
Pejabat Karantina Pertanian Timika, Wilayah Kerja Bandara Mozes Kilangin, Desri Yulda menyampaikan sebelum dilakukan pengiriman pihaknya telah melakukan pemeriksaan kesehatan bibit tanaman sarang semut tersebut.
“Bibit tersebut rencananya dikirim ke Jakarta untuk dikembangbiakan sebagai tanaman herbal,” ujarnya.
Pemeriksaan dilakukan lanjutnya untuk memastikan media pembawa tersebut benar dan tidak adanya Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK) sehingga aman dilalulintaskan.
“Bibit tersebut telah diperiksa, tidak ditemukan serangga ataupun gejala penyakit lainnya, sehingga kami terbitkan Sertifikat Kesehatan Tumbuhan Antar Area (KT-12)”, jelasnya.
Seperti diketahui tumbuhan yang bentuknya agak bulat ini hidupnya menempel pada batang pohon. Jika dibelah dua, pada bagian dalamnya akan terlihat lubang-lubang seperti labirin yang banyak dirubungi semut.
Di Indonesia, sarang semut sering diidentikkan dengan sebagai tanaman dari Papua.
Sarang semut khas papua ini secara turun temurun sudah digunakan masyarakat setempat sebagai obat tradisional untuk berbagai keluhan berbagai penyakit dari mulai penyakit ringan sampai penyakit berat seperti migrain, diabetes, gula darah dan penyakit lainnya.
Hal ini dikarenakan sarang semut memiliki kandungan flavonoid yang mampu meningkatkan sensitivitas insulin. Kandungan antioksidan lainnya dalam sarang semut juga diketahui mampu mencegah peradangan yang memicu diabetes, sehingga dengan mengonsumsi sarang semut dapat membantu meningkatkan kontrol gula darah serta mencegah diabetes. (red)
