BERITA UTAMAPAPUA

Berakhir Ricuh, Seorang Wanita Diperkosa Saat Lewat di Lokasi Aksi di Nabire

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
503
×

Berakhir Ricuh, Seorang Wanita Diperkosa Saat Lewat di Lokasi Aksi di Nabire

Share this article
IMG 20240407 WA0004
Aparat kepolisian saat membubarkan massa

Nabire, fajarpapua.com – Aksi unjuk rasa Front Rakyat Peduli Hak Asasi Manusia Papua (FRPHAMP) yang berlangsung di Kabupaten Nabire, Papua Tengah berakhir ricuh.

Selain satu rumah warga yang dibakar massa, peristiwa tragis juga menimpa seorang wanita yang diperkosa saat melintasi lokasi aksi.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Kepada media, Kapolres Nabire AKBP Wahyudi S. Bintoro mengungkapkan demo berlangsung di enam titik, salah satunya di Kompleks Jayanti, Kelurahan Wonorejo, Nabire yang berlangsung pada Jumat (5/4).

Dalam aksinya massa FRPHAMP melakukan pembakaran ban, pemalangan dengan tiang listrik, kayu, batu maupun benda lainnya sehingga mengganggu aktivitas warga.

Melihat hal ini, pihak kepolisian kemudian melakukan tindakan tegas dan terukur setelah upaya persuasif tidak diindahkan.

“Kami melakukan tindakan polisi dengan tegas dan terukur. Bubarkan aksi demo karena mengganggu Kamtibmas,” kata AKBP Wahyudi S. Bintoro, Sabtu (6/4).

Menurut Kapolres, ada 6 titik aksi termasuk di Kompleks Jayanti yang tidak memiliki izin keramaian dan surat tanda terima pemberitahuan.

“Mereka sudah diingatkan karena tidak mengantongi STTP kan. Mereka juga tidak kooperatif, oleh sebab itu kita buat surat balasan bahwa STTP-nya ditolak atau tidak ada izin,” ujarnya.

Dijelaskan pihak kepolisian sudah memberikan kesempatan para pendemo membubarkan diri karena menutup jalan sehingga meresahkan masyarakat.

“Bukannya menerima himbauan, kelompok massa pendemo justru melempari kita dengan batu. Sehingga kami juga melakukan tindakan polisi dengan tegas dan terukur,” tambahnya.

Saat dibubarkan menurut Kapolres massa bertindak anarkis dengan melakukan pembakaran, penganiayaan hingga pemerkosaan terhadap salah seorang warga.

Selain itu, sejumlah rumah dan tempat usaha milik warga mengalami kerusakan akibat dilempari batu oleh massa pendemo.

Sementara terkait aksi pemerkosaan yang dilakukan para pendemo, Kapolres mengungkapkan peristiwa terjadi saat korban yang melintas di lokasi demo diberhentikan dan disekap yang kemudian berujung pada pemerkosaan.

“Korban saat itu lewat dengan motor kemudian diberhentikan, disekap dan diperkosa sama pelaku aksi. Kejadian itu siang hari saat kita lakukan pembubaran pendemo,” terangnya.

Kapolres mengungkapkan, aksi anarkis yang dilakukan para pendemo tersebut kontradiktif dengan aspirasi mereka yang menolak kekerasan terhadap masyarakat.

‘Padahal, massa justru melakukan kekerasan dengan membakar, menganiaya hingga memperkosa warga sipil. Mereka mendengung-dengungkan masalah HAM tetapi mereka sendiri malah justru melakukan tindakan kriminal yang melakukan aksi kekerasan, pemerkosaan dan pembakaran rumah marbot masjid,” ungkapnya. (red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *