Jayapura, fajarpapua.com – Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi (Disnakertrans) Kabupaten Jayapura berharap peringatan Hari Buruh Nasional 1 Mei 2025 menjadi momentum kebersamaan antara pekerja, pengusaha, dan pemerintah dalam menghadapi tantangan dunia kerja saat ini.
Namun, Kepala Disnakertrans Kabupaten Jayapura, Esau Awoitauw, menyampaikan peringatan Hari Buruh tahun ini dibayangi oleh meningkatnya jumlah pekerja yang dirumahkan.
Hal ini disebabkan oleh efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah, sehingga berdampak pada banyak perusahaan swasta dan pelaku UMKM yang terpaksa menutup usahanya akibat penurunan pendapatan.
“Efisiensi anggaran menjadi permasalahan besar yang kita hadapi. Banyak pekerja di seluruh Indonesia dirumahkan atau terkena PHK. Kondisi ini sangat memengaruhi perusahaan, terutama yang tidak lagi mampu berproduksi karena minimnya permintaan,” ujar Esau di Sentani, Selasa (29/4).
Esau menambahkan, selain efisiensi anggaran, masuknya barang impor turut menekan industri dalam negeri.
Sejumlah pabrik, seperti pabrik sepatu dan pakaian, terpaksa tutup karena tidak mampu bersaing dan tidak memiliki pemasukan yang cukup untuk mempertahankan operasional.
“Sebagai perpanjangan tangan pemerintah, Disnakertrans mengimbau perusahaan untuk tetap memperhatikan kesejahteraan pekerja. Namun kita juga tidak bisa mengabaikan kenyataan bahwa efisiensi anggaran berdampak luas. Kita bisa lihat hotel-hotel mulai sepi, dan hadirnya Daerah Otonomi Baru (DOB) juga menyedot anggaran daerah,” katanya.
Ia mencontohkan beberapa usaha, seperti Mal Borobudur dan Sentani Hotel, yang saat ini tidak beroperasi dan terpaksa merumahkan karyawan karena ketiadaan kegiatan usaha.
Untuk mengurangi dampak PHK, Esau menyebut pihaknya akan terus membangun kemitraan dengan perusahaan-perusahaan di Kabupaten Jayapura.
Ia berharap kondisi ini tidak berlangsung lama dan tidak terjadi gelombang PHK besar-besaran di masa depan.
“Kami berharap ke depan tidak terjadi PHK massal di seluruh wilayah Indonesia, dan perekonomian nasional bisa segera pulih,” ungkapnya.
Harus Hargai Keringat Buruh
Sementara itu, Manajer Kopi Dari Hati Sentani, Muhammad Asnal Lukman, menyampaikan Hari Buruh Nasional merupakan momen penting untuk mengapresiasi peran pekerja dalam kemajuan perusahaan.
“Para karyawan kami bekerja sesuai dengan slogan kami, yaitu bekerja dari hati. Tetesan keringat buruh adalah kunci keberhasilan perusahaan. Tanpa buruh, perusahaan besar tak berarti,” ucap Lukman.
Ia menekankan pentingnya perusahaan untuk memanusiakan pekerja, yakni dengan memberikan hak-hak yang layak serta menjaga hubungan kekeluargaan di lingkungan kerja.
“Kami berusaha maksimal untuk memenuhi hak-hak pekerja. Selain itu, kami menjaga kebersamaan melalui kegiatan makan bersama, liburan, hingga pemberian penghargaan bagi karyawan yang mencapai target,” ujarnya.
Saat ini, Kopi Dari Hati Sentani mempekerjakan 15 hingga 18 karyawan dan berharap jumlah tersebut akan terus bertambah.
Lukman juga mengingatkan pentingnya peningkatan keterampilan pekerja di tengah perkembangan teknologi yang semakin pesat.
“Kita tidak boleh tertinggal. Perlu terus belajar agar bisa mengikuti kemajuan teknologi untuk masa depan yang lebih baik,” tutupnya. (hsb)