Jakarta fajarpapua.com
Wakil Sekretaris Jenderal Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Satriwan Salim mengatakan mundurnya ormas besar yakni Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah menunjukkan ada yang janggal pada seleksi Program Organisasi Penggerak (POP) yang diinisiasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud).
“Mundurnya NU dan Muhammadiyah dari POP Kemendikbud ini memberikan pesan bahwa ada yang janggal dalam proses seleksi POP,” ujar Satriwan di Jakarta, Kamis.
Dia menjelaskan NU dan Muhammadiyah sudah hampir satu abad menjadi jangkar dan pedoman moralitas bangsa Indonesia. Aktivitas pendidikan yang dilakukan kedua ormas itu sudah teruji hingga detik ini.
“Mundurnya NU dan Muhammadiyah ini merupakan pertanda bahwa dua organisasi Islam punya marwah. Sebab, tentulah tak sembarangan dan tak asal-asalan, kenapa mereka memutuskan tak jadi ikut POP,” jelas dia.
Meskipun, dia yakin tanpa POP dan Kemdikbud pun, NU dan Muhammadiyah tetap terdepan dalam bergerak memajukan pendidikan di Tanah Air.