BERITA UTAMAMIMIKApinpost

Rapid Test Saja Mahal Apalagi Swab ? Wakil Bupati Mimika Ingatkan Pimpinan OPD Tidak Asal Bicara

pngtree vector tick icon png image 1025736
4
×

Rapid Test Saja Mahal Apalagi Swab ? Wakil Bupati Mimika Ingatkan Pimpinan OPD Tidak Asal Bicara

Share this article
John Rettob
Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob

Timika,fajarpapua.com
Wacana pemberlakuan swab kepada setiap warga yang hendak masuk Kabupaten Mimika sebagaimana yang dikemukakan penjabat Sekda Mimika yang akan mengakhiri masa tugasnya sebulan lagi, Jenny Usmani mendapat kritikan keras warganet Mimika.

ads

Netizen, Gaby Z, dalam akun group facebook Fajar Papua menyatakan rancangan kebijakan Pemda Mimika yang disampaikan Jenny Usmani (selaku Kadis Pendidikan) yang mewajibkan swab bagi penumpang masuk sangat tidak masuk akal. Sebab harga sekali swab mencapai Rp 2,6 juta.

“Rapid test yang harga Rp 600 ribu saja warga tidak mampu, apalagi swab yang harganya 4 kali lipat?” ungkapnya.

Sedangkan Teguh melalui laman WA kepada Fajar Papua menyatakan kebijakan itu sebagai sebuah kontradiktoris ditengah situasi resesi ekonomi.

“Kan ini yang namanya kontradiksi, di satu sisi rakyat dibatasi bekerja disisi lain warga dibebani pungutan yang sangat mahal,” ungkapnya.

Terkait hal itu, Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob, S.Sos, MM mengingatkan pimpinan OPD dan pejabat daerah di lingkungan Pemda Mimika agar tidak bicara sembarangan ke media massa terutama yang berkaitan dengan kebijakan publik tanpa ada kesepakatan bersama dengan semua stakeholder.

Wabup JR memberi contoh terkait penerapan new normal V. Ada pejabat yang menyatakan warga yang masuk Mimika harus mengantongi surat keterangan swab dari daerah asal.

“Itu tidak benar, karena rapat tanggal 19 September itu hanya evaluasi biasa tanpa ada penandatanganan kesepakatan dengan semua pemangku kepentingan. Untuk itu penjabat dan pimpinan OPD harus berhati-hati jangan sampaikan pernyataan yang membuat masyarakat bingung,” tutur Wabup JR ketika dimintai komentarnya terkait pernyataan warga, Selasa (22/9).

Dia menyatakan, pernyataan kritikan warga bisa dilihat di berbagai media sosial.

“Soal itu apakah wartawan salah kutip pernyataannya atau memang pejabatnya yang salah kasih pernyataan ke media ini yang harus diperhatikan. Sekali saya ingatkan kalau rapat evaluasi biasa saja buat pernyataan yang biasa saja. Saya dengan Pak Bupati ikut malu,” tukasnya.(tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *