Timika, fajarpapua.com – Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika diminta melakukan kajian sekaligus berkoordinasi dengan pemerintah provinsi dan pusat agar penyelenggaraan ujian Surat Tanda Registrasi (STR) bagi ratusan tenaga kesehatan yang tersebar di Kabupaten Mimika dilaksanakan di Timika.
Dengan mengikuti ujian STR lokal diharapkan mereka bisa bekerja di sejumlah pusat pelayanan kesehatan yang ada.
Harapan itu disampaikan Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob S.Sos,MM di Timika beberapa hari lalu.
Menurut Wabup JR, beberapa daerah di Indonesia bisa menyelenggarakan ujian lokal bagi petugas kesehatan agar mereka memiliki STR sebagai syarat agar bisa bekerja.
“Tolonglah dikaji baik dan koordinasi dengan organisasi profesi baik di provinsi dan pusat supaya daerah bisa selenggarakan ujian lokal. Kalau mereka lulus sertifikasi lokal dan bisa bekerja, sambil mereka dipersiapkan untuk ikut ujian nasional,” katanya.
Wabup JR menceritakan ada beberapa anak asli tujuh suku yang lulus sekolah kesehatan tapi tidak dapat kerja alasan belum kantongi STR.
“Mereka bilang sudah ikut ujian sertifikasi tetapi tidak lulus dan tidak dapat kerja. Dengan cerita pengalaman ini, Dinkes dan organisasi profesi yang ada di Timika coba teliti, coba kaji apakah daerah bisa selenggarakan ujian,” harapnya.
Selain itu, Wabup JR menyarankan Dinkes berkoordinasi dengan beberapa daerah yang menyelenggarakan ujian lokal dan apa saja persyaratannya.
“Tidak salah jika Timika mengadopsi model mereka dan menerapkan di sini. Jika bisa Dinkes selenggarakan ujian dengan melibatkan para lulusan sekolah kesehatan lebih khusus mereka yang sama sekali belum bekerja.
Setidaknya melalui ujian ini mereka lebih siap secara mental untuk menghadapi ujian sertifikasi nasional. Jika untuk bekerja harus syaratnya STR, pemerintah harus kasih kemudahan-kemudahan bagi anak-anak asli yang lulusan sekolah kesehatan, tapi harus prioritaskan kemampuan dan keahlian mereka,” bebernya.
Dia mengemukakan, dalam bekerja mereka akan berhadapan dengan nyawa manusia, jadi harus diajar agar benar-benar paham tentang cara kerja dalam penanganan pasien sesuai sakit yang dialami.
“Melalui ujian lokal dan jika lulus mereka akan bekerja, sehingga mereka memiliki bekal ilmu dan pengalaman untuk mengikuti ujian sertifikasi nasional. Sebelum ujian mungkin mereka semua dipanggil dan diberikan arahan agar pelajari materi-materi yang akan diujikan. Yang jelas ujian itu berkaitan dengan pekerjaan sehari-hari yang dikaitkan dengan pengalaman selama belajar di perguruan tinggi kesehatan,” tuturnya.
Wabup JR mengajak Dinkes memberi kesempatan kepada anak-anak putra daerah agar bisa berkembang sesuai bidang keahlian.