Jakarta, fajarpapua.com – Sebuah artikel menyerupai berita berjudul “Innalilahi Wainnailahi Rojiun, 48 Orang Meninggal Usai Divaksin Corona” yang dipublikasikan situs daring reqnews.com, pada Kamis (29/10) silam, menjadi viral dan tersebar di berbagai aplikasi pesan percakapan instan seperti WhatsApp atau media sosial di Kabupaten Mimika, Jumat (15/1).
Dalam artikel itu, vaksin COVID-19 disebut kembali “makan” korban. Sebanyak 48 orang meninggal dunia setelah divaksin di Korea Selatan.
Informasi tersebut diklaim berasal dari pengumuman yang dikeluarkan otoritas Korea Selatan, pada Sabtu 24 Oktober 2020.
Pengguna Facebook dan WA juga terlihat membagikan artikel dengan judul yang sama ke sebuah grup media sosial.
Tautan milik situs daring BLASBLUSNEWS.COM, yang diunggah ke grup dengan 250 ribu pengikut Facebook itu, hingga Jumat (30/10), telah mendapatkan ribuan respon serta dibagikan ulang sebanyak ribuan kali.
Namun, benarkah terdapat 48 orang meninggal di Korea Selatan usai divaksin Corona?
Penjelasan:
Berdasarkan penelusuran, kabar yang menyatakan ada 48 orang meninggal di Korsel usai divaksin Corona merupakan informasi salah atau HOAKS.
Faktanya, 48 orang di Korea Selatan itu meninggal akibat mengikuti vaksinasi influenza, BUKAN vaksin corona. Vaksin flu tersebut diberikan untuk menghadapi musim dingin
Vaksinasi flu musiman tersebut digelar di Korea Selatan juga sebagai upaya mengurangi kemungkinan munculnya wabah baru, setelah adanya virus corona, sebagaimana dimuat dalam laporan ANTARA berjudul “Meski ada 48 orang meninggal, Korsel lanjutkan vaksinasi flu”.
Di Asia, penyuntikan vaksin flu tersebut bukan hanya terdapat di Korea Selatan. China dan Singapura juga menyuntikan vaksin tersebut kepada warganya.