Merauke, fajarpapua.com – Ribuan massa pendukung Bupati Merauke, Romanus Mbaraka yang menamakan diri Forum Keadilan untuk Tanah Animha Kabupaten Merauke mendatangi rumah kediaman Notaris Aloysius Dumatubun di Jalan Sumatera, Merauke dan menggelar unjuk rasa di depan halaman rumah sekitar pukul 10.30 WIT, Jumat (16/4). Aksi unjuk rasa ini merupakan balasan atas aksi sebelumnya, dimana ada pihak mempersoalkan ijazah dan gelar Bupati Merauke, Drs. Romanus Mbaraka, MT.
Sebelum ke kediaman Aloysius Dumatubun, mereka juga mendatangi kediaman Paskalis Imadawa yang juga menjadi aktor aksi unjuk rasa sebelumnya, yang telah mempersoalkan ijazah dan gelar Bupati Merauke, Drs Romanus Mbaraka, MT. Setelah berorasi di Jalan Sumatera, massa kemudian menuju Polres Merauke dan Kantor DPRD, melanjutkan aksi unjuk rasa di sana. Kedatangan massa aksi disambut positif oleh Pimpinan DPRD Merauke dan anggota lainnya.
Massa simpatisan Bupati Merauke ini mengecam keras upaya yang dilakukan Notaris Aloysius Dumatubun yang telah mempersoalkan ijazah dan gelar Bupati Romanus Mbaraka, dan mengancam akan mengusir Notaris Aloysius Dumatubun dari Kabupaten Merauke, jika terus- menerus mengganggu dan merongrong kewibawaan Pemerintahan Bupati Romanus Mbaraka. Ancaman pengusiran itu secara tegas disampaikan Antonius Kaize selaku wakil koordinator aksi dalam orasinya di depan kantor DPRD Merauke.
“Kepada saudara-saudaraku Keluarga Besar Suku Kepulauan Kei, dari lubuk hati yang dalam kami tidak marah kamu orang. Kami dengar cerita, kami tahu itu bahwa kamu punya leluhur yang datang dari pulau-pulau Kei membawa Kitab Suci Injil. Bergerak dari kampung ke kampung mengarungi ombak, laut dan rawa mengajar kami punya orangtua dan hari ini kami juga sudah sekolah dan sama seperti kamu. Abangku terkasih Aloysius Dumatubun, Tetemu adalah distrik pertama di Pulau Kimaam. Jangan khianati upaya-upaya membangun cinta kasih di atas tanah ini.
“Hargai pemilik negeri ini, karena hari ini kita semua sedang susah, kita semua sedang hidup dalam suasana yang aman dan damai. Tidak ada satu orangpun yang memilih untuk hidup susah. Tapi kalau saudara susah kami pun punya harga diri, yang jaminannya adalah nyawa. Tolong hargai kami pemilik negeri ini dan kami pun telah menghargai kalian. Jangan bikin kami marah kepada kamu.