Timika, fajarpapua.com – Sejak PT PAL hadir mengeksploitasi ribuan hektare lahan di Iwaka, sejak saat itupula hingga saat ini warga perkampungan Iwaka dan sekitarnya selalu dilanda banjir bandang.
Kepala Kampung Iwaka Elesius Awiyuta yang dikonfirmasi wartawan fajarpapua.com belum lama ini mengemukakan, sejak adanya perkebunan sawit PT PAL di Iwaka, nyaris kampung mereka yang letaknya lebih rendah selalu tersapu banjir.
Elesius mengemukakan, selain Iwaka, kampung sekitar tergenang banjir imbas penebangan kayu besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan.
“Kalau hujan kali meluap sampai ke rumah warga, bahkan kadang kami dihantam banjir bandang, rumah-rumah hanyut,” bebernya.
Tokoh Perempuan Pejuangan Hak Masyarakat Iwaka, Ratna Kanareyau menyampaikan kekecewaan kepada PT PAL yang sudah melakukan penipuan terhadap masyarakat dengan berbagai konsekuensi yang saat ini dirasakan warga.
Secara keseluruhan masyarakat telah kehilangan kurang lebih 38 ribu hektar hutan masyarakat adat yang menjadi sumber penghidupan bagi anak cucu mereka.
“Generasi mendatang sudah susah karena sebagian besar hutan kayu sudah hilang, keterbatasan masyarakat menjadi moment perusahaan tipu warga,” katanya.
Dirinya meminta intervensi pemerintah agar ada solusi bagi penyelesaian hak masyarakat adat.
“Kami sekarang dalam gugatan sidang di pengadilan Mimika, tapi apa sikap pemerintah daerah ketika melihat rakyatnya tertindas tolong jangan biarkan kami begini, kami mau kemana lagi,” pinta Ratna.
Pembalakan besar-besaran hutan masyarakat Adat Iwaka dan Kiyura seluas 38 ribu hektar dilakukan PT PAL yang dibungkus dalam program sawit. Padahal sejauh ini hasil sawit tidak pernah diekspor meskipun sudah berbuah.