BERITA UTAMAMIMIKA

Wow ! Timika Punya Kopi Berkhasiat Tingkatkan Stamina dan Vitalitas Pria, Berbahan Buah Mangrove

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
25
×

Wow ! Timika Punya Kopi Berkhasiat Tingkatkan Stamina dan Vitalitas Pria, Berbahan Buah Mangrove

Share this article
Buah Mangrove/Yapareke dalam Proses pengeringan di rumah produksi KLHK Unit VI Mimika. Kamis, (24/3).
Buah Mangrove/Yapareke dalam Proses pengeringan di rumah produksi KLHK Unit VI Mimika. Kamis, (24/3).

Timika, fajarpapua.com – Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) ) Kesatuan Pengelola Hutan Lindung (KPHL) Unit VI (enam) Mimika terus membina kelompok binaan pengelola hutan di Kabupaten Mimika, Deiyai dan Dogiayai di Provinsi Papua.

Ditengah perkembangan jaman yang juga diikuti kemajuan teknologi itu, KLHK juga berinovasi pada komiditas Hlhutan.

ads

Salah satunya ialah produk hutan lindung dari buah Pohon Mangrove atau lazim disebut mangi-mangi atau juga bakau.

Di Kabupaten Mimika, KLHK masih terus membina 9 Kelompok Usaha dalam berbagai usaha dari hasil hutan ataupun tanaman hutan.

Saat ini, telah tersedia 5.000 gr kopi mangrove siap dijual-belikan.

Hal itu dikatakan Maksi Homer, S. Hut kepada fajarpapua.com di rumah produksi Mangrove kantor KLHK, Kampung Kadun Jaya Distrik Wania. Kamis (23/3).

“Kemarin sudah diproduksi di Rumah Produksi kami. Menunggu cetakan label kemasan untuk selanjutnya siap edar,” ucap Maksi.

Sebagaimana kata Maksi, pada Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX kemarin, UPTD KLHK pun turut meramaikan stand dengan berbagai produk yang dihasilkan.

Salah satu yang terbilang laris manis ialah kopi berbahan buah Mangrove hasil olahan kelompok Usaha Yapareke, binaan KLHK.

Dikatakan, walaupun bernama kopi, akan tetapi tidak berasal dari pohon layaknya tanaman kopi. Akan tetapi bahan yang diolah menjadi kopi untuk diseduh itu berasal dari pohon buah Mangrove atau manggi-mangi.

Dengan hadirnya rumah produksi Kopi Mangrove di Timika, Ia berharap agar Pemerintah Daerah melalui dinas terkait, Pemerintah Kampung pun dapat bersinergi untuk membantu masyarakat pesisir pantai agar memanfaatkan potensi hutan mangrove menjadi penghasilan pribadi atau keluarga maupun kelompok usaha pada masing-masing dinas, yayasan ataupun badan usaha lainya.

“Saya kira dinas-dinas terkait bisa mendongkrak potensi ini. Terutama Pemerintah Kampung melalui badan Usaha Milik Desa atau juga YPMAK untuk bidang ekonomi pemberdayaan,” harpanya.

Untuk Produksi Kopi Mangrove Binaan KLHK, dikoordinir oleh Staff KLHK, Wenius Kogoya di rumah produksi.

Yang mana, lanjut Maksi, hal itu bertujuan untuk membina setiap kelompok usaha di sembilan Kampung di Distrik Mimika Barat Tengah dan Jauh.

Dengan demikian, maka Wenius yang sudah pernah mendapatkan pelatihan keluar Papua itu, dapat membagikan ilmu serta ketrampilannya kepada seluruh kelompok usaha untuk menjalankan usaha, salah satunya kopi mangrove.

Salah satu kelompok usaha kopi mangrove, Kelompok Yapareke yang diketuai oleh Magdalena Walten dari Distrik Mimika Barat Tengah mengatakan, dengan berada dibawah binaan KLHK sejauh ini, ia dan anggota kelompoknya dapat mengetahui manfaat baru dari buah mangrove itu.

Walau buah mangrove banyak sekali dijumpai di sepanjang pantai Mimika dari timur sampai barat. Akan tetapi terkadang yang menjadi hambatan utama adalah transportasi darat dan laut serta beberapa saran penunjang seperti alat produksi sampai pada pemasaran.

“Memang upaya promosi dari Pemerintah Daerah dan juga dinas-dinas yang ada harus lebih lagi. Sehingga kalau permintaan banyak, kami juga bisa produksi lebih banyak lagi,” tegas Magdalena

Saat ini, pihaknya bersama KLHK Mimika sudah produksi dan siap edar. Selanjutnya, mereka akan mengikuti beberapa pameran di dalam dan luar Papua untuk produk Kopi Mangrove itu.

Dikatakan, diluar Papua, Kopi Mangrove sudah banyak diproduksi dan diminati. Sehingga hal itu membuat beberapa badan usaha giat memproduksinya.

Karena itu, dimata Magdalena, Mimika sebagai kota dengan Tanusan Hutan Bakau terpanjang di Indonesia, Pemerintah wajib mengoptimalkan potensi hasil hutan yang sudah tersedia.

Kopi dari Buah Mangrove/Yapareke
Untuk bisa diolah menjadi kopi, Magdalena menjelaskan, buah mangrove dibelah untuk mengeluarkan biji didalamnya, sedangkan daging buah diiris tipis-tipis, dicuci dan direndam untuk menghilangkan bauh dan getahnya.

Setelah itu, buah yang sudah diiris sedemikian rupah, dijemur hingga kering.

Tahap selanjutnya ialah bahan kopi di goreng menggunakan wajan agar benar-benar kering. Pada tahapan akhir, kopi yang tersedia itu di masukan pada mesin penggiling untuk diproses menjadi bubuk kopi.

Tahapan akhir, kopi yang sudah siap dalam bentuk bubuk, tinggal dimasukan kedalam kemasan, diberi label lalu dipacking dan siap dipasarkan.

Selain herbal, kopi mangrove tidak mengandung kafein, serta juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh kita. Diantaranya, menjadi obat diare, menjaga imunitas atau kekebalan tubuh serta dapat menambah vitalitas pria.

Terpisah, menurut Tokoh perempuan Papua yang juga pegiat tradisonal noken dan anyaman khas Papua suku Kamoro, Mama Frederika Akimuri, mengatakan pada buah mangrove atau yapareke itu untuk masyarakat Mimika atau Kamoro, biasanya dimakan secara mentah.

Pada bagian dalam dari buah itu, bisanya dibelah, kulitnya dibuang dan pada bagian inti dalamnya, langsung dimakan secara mentah. Yang mana tambahnya, hal itu sudah dilakukan secara turun temurun.

“Kalau kami masyarakat dari dlu itu, biasa makan buah itu de pu bagian dalamnya. Kulitnya kita buang,” ucap Frederika. (eddy).

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *