BERITA UTAMAMIMIKA

Jangan Dipaksakan, Dua Honorer Asli Papua di DPRD Mimika Minta Formasi 600 K2 Diverifikasi Ulang

cropped cnthijau.png
12
×

Jangan Dipaksakan, Dua Honorer Asli Papua di DPRD Mimika Minta Formasi 600 K2 Diverifikasi Ulang

Share this article
Martinus Onawame
Martinus Onawame

Timika, fajarpapua.com – Carut-marut masalah honorer Mimika terus melebar. Selain mengancam bakal menggagalkan tes formasi 600 di Mimika, para honorer mulai buka-bukan nama-nama honorer asal salah satu suku non Papua yang dinilai mendominasi perekrutan formasi kali ini.

Dua honorer asli Papua,
Emus Kogoya dan Marthinus Onawame meminta Pemkab Mimika melalui Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) kembali mengecek nama-nama 600 orang yang lolos formasi honorer kategori 2 (K2), khususnya dari Kantor Sekretariat Dewan (Sekwan) Mimika.

ads

Kepada wartawan Senin (27/06/2022) Emus mengaku kecewa lantaran sudah mengabdi sekian lama di tempat itu tapi namanya tidak masuk dalam daftar yang dikeluarkan BKPSDM Mimika.

Menurutnya pengangkatan CPNS kali ini seharusnya mengedepankan bagi putra-putri asli daerah Mimika Orang Asli Papua (OAP) yang telah lama mengabdi di berbagai OPD di lingkup Pemkab. Namun anehnya justru beberapa nama diambil dari luar OPD bersangkutan.

“Kuota 600 orang K2 di Mimika, yang terjadi dari SDM ambil dari luar honorer, termasuk di kantor Sekwan. Ini kami pertanyakan. Harusnya kami OAP dan juga AK (Amungme dan Kamoro) yang harus diutamakan. Ada permainan sehingga yang direkrut justru dari luar honorer yang ada di sini. Kami mengabdi di sini sudah 10 tahun,” ungkapnya kecewa.

Menurutnya Pemkab Mimika perlu menangguhkan sementara tes CPNS kali ini dan melakukan verifikasi ulang agar benar-benar tidak ada permainan pegawai titipan, sehingga pengangkatan bisa jujur dan adil mengakomodir para honorer yang berhak bukan untuk pegawai siluman.

“K2 ini Lebih bagus kita batalkan dan koreksi kembali untuk cek nama-nama tersebut. Mana yang OAP, AK dan benar-benar honorer yang telah lama mengabdi di Pemkab Mimika. Harus terjadi keadilan di tanah ini,” harapnya.

Sementara itu Marthinus Onawame juga mengeluhkan namanya bersama total 7 orang pegawai OAP tidak keluar dalam pengangkatan pegawai honorer, padahal dirinya sebelumnya telah mengabdi hampir 4 tahun di kantor Sekwan. Justru ada 4 orang yang diangkat honorer entah darimana asalnya. Tak segan-segan ia membeberkan nama-nama tersebut kepada wartawan.

“Kita yang lama belum keluar nama. Kami juga AK. Yang tidak masuk ada 7 orang kami AK dan OAP. Sementara ada nama 4 orang Rahmayani Gaur, Marthen Alik, Agustina Maknaipeku dan Marselina Pokuai. Selama ini mereka mengabdi di mana? Tiba-tiba nama keluar di Sekwan. Kami kecewa,” semburnya.

Ia meminta keadilan ditegakkan sehingga bisa kembali bekerja di kantor Sekwan, bersama dengan 6 orang temannya sesama honorer.

“Mewakili 7 orang OAP yang namanya tidak keluar, kami sudah honor di sini paling kecil 5 tahun. Teman-teman yang lain harus hargai kami, jangan tiba-tiba ada yang masuk-masuk dari luar,” tandasnya.(tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *