BERITA UTAMAPAPUA

Zakheus, Mahasiswa Asli Papua Penjual Cilok Asal Yahukimo Membuat Jenderal Bintang Satu ini Terkesan, Apa Pesannya……

cropped cnthijau.png
7
×

Zakheus, Mahasiswa Asli Papua Penjual Cilok Asal Yahukimo Membuat Jenderal Bintang Satu ini Terkesan, Apa Pesannya……

Share this article
Foto: HSB Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring saat berbincang dengan Zakheus.
Foto: HSB Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring saat berbincang dengan Zakheus.

Timika, fajarpapua.com – PERJUANGAN Zakheus Keroman, seorang mahasiswa asal Kabupaten Yahukimo yang harus menjual Aci Colok (Cilok) untuk melanjutkan kuliahnya menimbulkan kekaguman semua orang, tak terkecuali Komandan Korem 172/PWY Brigjen TNI J.O Sembiring.

Karena terkesan dengan perjuangan Pemuda Asli Papua itu, disela-sela menjalankan tugasnya sebagai Abdi Negara, Jenderal Bintang Satu ini menyempatkan waktunya bertemu dengan Zakheus.

ads

Hal ini tidak mengherankan, karena selama bertugas di Bumi Cenderawasih, Jenderal Sembiring memang sangat perduli dengan kemajuan anak-anak asli Papua termasuk menggelar festival musik anak jalanan.

Danrem Sembiring mendatangi Zakheus Keroman (19) saat yang bersangkutan sedang berjualan Cilok di simpang Jalan Genyem Sentani, Kabupaten Jayapura.

Saat berbincang dengan Danrem Sembiring, Zakheus Keroman atau biasa dipanggil Naftali mengaku berasal dari Kampung Kwelamdua, Kabupaten Yahukimo.

Dirinya rela berjualan Cilok keliling demi menggapai cita-citanya menjadi seorang guru.

Danrem Sembiring menyampaikan sangat bangga dan mengapresiasi kegigihan anak muda Papua asal Kabupaten Yahukimo tersebut untuk berjualan Cilok menggunakan sepeda motor gerobaknya mengelilingi wilayah Sentani.

“Tadi saya melintas di Sentani dan melihat anak Papua naik motor berjualan Cilok. Ini menarik buat saya karena tidak banyak yang saya lihat seperti ini. Rupanya setelah kita tanyai ternyata anak ini sempat kuliah di Sekolah Tinggi Teologia Sentani tetapi putus di semester dua karena tidak memiliki uang. Akhirnya ia memutuskan untuk berjualan cilok sembari menabung untuk bisa kuliah lagi,” kata Danrem, Kamis (21/7).

Ia mengaku bangga dengan Zakheus yang tidak malu untuk berjualan cilok untuk kuliah. “Saya apresiasi tekad dan semangat pantang menyerahnya,” ungkap Danrem.

Setelah berdiskusi dengan Zakheus, Danrem Sembiring berniat untuk membantunya dalam melanjutkan pendidikan di bangku kuliah di STAKPN Burere Sentani.

“Yang pertama kami akan bantu dalam mengurus hingga masuk di kampus tersebut. Tapi dengan syarat tidak boleh putus kuliah dan tidak boleh berhenti berusaha, kita berharap dari hal kecil yang kita lakukan ini bisa bermanfaat bagi Zakeus,” tuturnya.

Danrem Sembiring berharap, generasi muda Papua juga ikut bangkit dan melanjutkan pendidikan sesuai dengan harapan orang tua.

“Seperti Zakheus, orang tua laki-laki sudah tidak ada hanya tersisa ibunya yang seorang petani di kampung. Untuk itu kepada saudara-saudara kita anak-anak Papua yang lainnya jangan pernah menyerah, terus berusaha dan bekerja keras. Kalau untuk sekolah kita harus berjuang agar tidak putus sekolah serta melakukan pekerjaan yang diberkati oleh Tuhan,” pungkasnya.

Sementara itu, Zakheus Keroman saat ditemui menyampaikan hidup di tengah keluarga kurang mampu, adalah yang harus disyukuri. Untuk bertahan hidup, maka salah satu yang dilakukan berjuang dan berkerja keras.

Menurut dia, banyak anak yang lahir dari keluarga yang kurang mampu, akan bisa mandiri meski usianya masih muda. Mereka akan rela melakukan apa saja agar bisa bertahan hidup dan untuk membantu orangtuanya, dengan cara halal.

Zakheus lulusan SMA Yahukimo, Kampung Kwelamdua, Kabupaten Yahukimo,, demi membiayai kuliahnya dan sekolah adeknya ia rela menjadi penjual cilok keliling di Sentani.

“Saya jualan cilok keliling sudah sejak 4 bulan lalu. Saya hidup dari keluarga tak mampu dan rela berjualan cilok keliling untuk membiaya kulaih dan uang sekolah adek saya karen bercita-cita sebagai Guru Agama di kampung halamannya,”ujarnya.

Zakeus yang akrab disapa Naftali itu adalah anak ke tiga dari sembilan bersaudara, sejak lulus sekolah dan berkeinginan melanjutkan ke jenjang perkuliahannya di Sekolah Tinggi Teologi (STT) GIDI di Sentani Kabupaten Jayapura, namun karena tidak ada biaya, iya berhenti kuliah.

“Iya setiap hari berjualan cilok keliling. Uang yang selama ini dikumpulkan, sebagian digunakan untuk membeli tiket pesawat adiknya yang akan melanjutkan pendidikan dibangku SMK di Jayapura.

Zakheus mengaku, iya akan terus melanjutkan kuliah dengan berjualan karena ingin menjadi seorang guru. “Saya juga ingin memotivasi anak-anak Papua lainnya untuk tidak melakukan hal-hal negatif seperti mabuk dan lainnya. Dengan adanya bantuan dari Tentara ini saya semakin semangat untuk melanjutkan kuliah lagi dan saya juga semangat untuk melanjutkan usaha berjualan cilok agar bisa membiayai kuliah,”ujarnya.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *