BERITA UTAMAMIMIKA

Soal Pesawat, Wabup John Rettob Heran Kadis Perhubungan Mimika Tidak Paham Tapi Malah Lapor Kemana-mana

cropped cnthijau.png
19
×

Soal Pesawat, Wabup John Rettob Heran Kadis Perhubungan Mimika Tidak Paham Tapi Malah Lapor Kemana-mana

Share this article
Johannes Rettob Wakil Bupati Mimika
Johannes Rettob Wakil Bupati Mimika

Timika, fajarpapua.com – Wakil Bupati Mimika Johannes Rettob menyesalkan tindakan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Mimika, Ida Wahyuni yang melapor masalah pesawat dan helikopter milik Pemda Mimika kemana-mana tanpa memahami akar persoalan. Sebab, imbas dari tindakan Ida Wahyuni, banyak pihak terjebak dalam pemahaman keliru tentang pengadaan dan pengoperasian angkutan transportasi udara milik Pemda Mimika itu.

ads

Diketahui, Kadis Perhubungan Mimika sudah melapor masalah itu ke Kejaksaan Negeri Timika, DPRD Mimika, Polda Papua, BPK dan Kejaksaan Tinggi Papua.

Dalam rilis yang diterima awak media, Jumat (5/8), Wabup John Rettob membeberkan kesalahan pemahaman yang muncul dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) antara Dishub dan DPRD Mimika merupakan imbas dari ketidaktahuan Ida Wahyuni selaku Kadis Perhubungan Mimika terhadap prosedur pengadaan pesawat.

Berikut petikan langsung pernyataan orang nomor dua di Kabupaten Mimika itu.

“Sehubungan dengan pemberitaan di media tentang rapat dengar pendapat komisi B DPRD Mimika dengan Dinas Perhubungan, Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah, serta penjelasan Kadis Perhubungan dan beberapa anggota DPRD tentang pesawat terbang dan helikopter Pemda Mimika yang dioperasikan PT Asian One Air, saya sebagai wakil bupati khusus kepada Kadis Perhubungan saya merasa menyesal dan malu mempunyai pejabat yang mempertunjukkan kebodohan di depan publik.

Saya mempertanyakan sikap, pernyataan dan perilaku pejabat-pejabat pemerintah yang dalam hal ini tidak paham dan mengerti secara baik, tidak memahami alur dan prosedur, tidak memahami aturan perundang-undangan, hanya menduga berasumsi sendiri dan kemudian melapor kemana-mana bahkan menyampaikannya ke publik. Pernyataan Kadis Perhubungan dan anggota DPRD pak Nurman Karupukaro yang menyatakan bahwa tidak ada tendensi apapun, saya menyampaikan bahwa itu sebenarnya sangat tendensius. Proses pengadaan, pemasukan, perizinan dan pengoperasian dilakukan oleh Pemda Mimika pada tahun 2015 dan saat itu saya menjabat sebagai Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika, dimana saya bertanggung jawab penuh, melaksanakannya dan sangat memahami prosesnya.

Saat ini saya menjabat sebagai Wakil Bupati artinya saya masih berada dalam lingkungan pemerintahan Kabupaten Mimika. Sebagai Wakil Kepala Daerah, saya bertanggung jawab atas semua yang terjadi dalam pemerintahan termasuk asset pemerintah. Dan sebagai pemimpin mereka (Kadis Perhubungan,red), terkait dengan proses pesawat terbang dan helikopter seharusnya sebagai bawahan kalau tidak tahu dia bertanya dan berdiskusi dengan saya. Saya sebagai pelaku, saya sangat tahu persoalan ini. Jadi sebelum persoalan ini dibawa keluar lingkungan pemerintahan, semestinya mereka membawa persoalan ini kepada saya Tetapi malah justru dilaporkan ke Kejaksaan Negeri Timika, ke DPRD, Polda Papua, BPK, dan Kejaksaan Tinggi Papua. Ini ada apa? Apakah ini tidak tendensius? Apakah ini tidak dipolitisasi? Apakah tujuannya ingin memutarbalik fakta sebenarnya? Atau tujuannya untuk mengkerdilkan seseorang ? Atau berjuang untuk mentersangkakan saya?

Sebagai Wakil Bupati, saya malu mempunyai mental, atitude, aklak, etika, moral dan kepemimpinan pejabat-pejabat begini. Biasanya orang yang mempunyai dasar pemikiran-pemikiran negatif, pemikiran-pemikiran yang mencurigai orang lain itu karena berkaca pada diri sendiri bahwa apa yang dipikirkan mereka itu merupakan cerminan pada kelakuan diri sendiri, apakah layak orang-orang ini menjadi pejabat publik atau pemerintah? Jangan sampai jadi bumerang untuk diri sendiri. Hati hatiā€¦

Justru akan memberikan peluang kepada mereka sendiri dalam sepak terjang, dan kelakuan mereka sebagai pimpinan OPD? Saya pernah ada dalam birokrasi pemerintahan, jadi saya tahu banyak apa yang terjadi di pemerintahan saat ini. Silahkan masyarakat menilai sendiri. Saya ada di pemerintahan sebagai Wakil Bupati, sebagai pimpinan mereka dan bertanggung jawab penuh atas pengadaan pesawat dan helikopter tapi mereka tidak pernah berdiskusi apapun dengan saya. Kalau tidak tendensius, kenapa kalau saya hadir di acara, mereka melarikan diri? Masyarakat biar tahu kelakuan pejabat Mimika.

Saat ini mereka bersikap seakan-akan sebagai pahlawan dalam mengamankan asset Pemda atau membuat hal-hal lain yang justru mempertontonkan kebobrokan diri sendiri karena ketidakmengertian akan ketentuan dan aturan-aturan perundang-undangan.

Masyarakat Mimika harus tahu bahwa kepala daerah yang kalian pilih dalam Pilkada tidak dihargai oleh pejabat-pejabat sendiri, oleh bawahannya sendiri. Ada oknum pejabat merasa diri pintar, merasa diri benar dan selalu membawa-bawa nama Bupati. Kemudian hal yang tidak paham, tidak tahu tapi berasumsi sendiri terus menyampaikannya dan memberikan masukan kepada Bupati hal hal yang keliru dan berusaha mempengaruhi orang lain untuk percaya kepada mereka sehingga semua orang termasuk Bupati terjebak dalam tipu muslihat mereka dan dengan tidak sadar semua akan masuk jurang.

Orang tidak sehat dan tidak waras saja yang mau percaya dengan mereka. Dan mereka inilah yang membuat bupati dan wakil bupati menjadi renggang karena kalau saya baik dengan bupati, maka rasa aman dan rasa nyaman pejabat-pejabat seperti ini akan terusik. Mereka sudah ada dalam zona nyaman, sehingga sangat takut terganggu.

Sikap pejabat-pejabat kita ini justru semakin memperkeruh suasana, semakin menciptakan disharmonisasi dan juga justru membawa pimpinan daerah ke jurang. Pemerintahan model apa begini, bawahan melaporkan atasan, tidak menghargai atasan, terus memprovokasi situasi agar pemerintahan ini diatur oleh mereka, dan merugikan masyarakat, mengatur keuangan untuk kepentingan pribadi dan kelompok.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *