Jayapura, fajarpapua.com – Data Riset Kesehatan Daerah (Riskesda) Tahun 2018 menunjukkan angka stunting di Papua telah mencapai 33,1 persen.
Dari angka tersebut, prevalensi stunting tertinggi terdapat di Kabupaten Dogiyai yaitu sebesar 57,5 persen dan terendah Kabupaten Sarmi dikisaran 19 persen.
Data tersebut menunjukkan angka kasus stunting di Papua masih sangat tinggi dibanding dengan sejumlah wilayah di Indonesia.
Data tersebut menunjukkan, tingginya angka stunting di Papua dikarenakan anak pada waktu masih dalam kandungan sampai dengan usia 2 tahun, balita kurang mendapat asupan gizi yang baik dan kurang mendapatkan ASI.
Perlu kita pahami bersama menurut Global Nutrition Report tahun 2014, Indonesia termasuk di dalam 17 Negara diantara 117 Negara yang mempunyai masalah terhadap gizi.
Hal tersebut, juga menjadi perhatian dan atensi Kodam XVII/Cenderawasih dengan berbagai upaya dalam program-programnya.
“Menyikapi kondisi Stunting di Papua ini, Kodam XVII/ Cenderawasih melalui koordinasi dan sinergi dengan POLRI, TNI AL, TNI AU beserta Pemerintah Daerah siap membantu pemerintah dalam mempercepat penurunan angka Stunting di Papua”, tegas Pangdam XVII/Cenderawasih, Mayjen TNI Muhammad Saleh Mustafa usai dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting Papua di Aula Tonny A. Rompis Makodam XVII/Cenderawasih, Kamis (13/10).
“Tentunya ini suatu kehormatan dan sekaligus tanggung jawab dalam percepatan penurunan angka kasus Stunting di wilayah Papua,” tambahnya menanggapi apresiasi yang diberikan okeh BKKBN RI tersebut.
Menurut Pangdam, pada saat memimpin rapat terbatas di Istana Merdeka, Rabu 5 Agustus 2022 lalu, Presiden RI Ir. H. Joko Widodo meminta percepatan penurunan Stunting.
Perintah ini menjadi atensi Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal Dudung Abdurachman saat dikukuhkan sebagai Duta Bapak Asuh Anak Stunting pada acara Hari Keluarga Nasional Di Kabupaten Sleman, 29 Juni 2022 yang berkomitmen menggerakkan TNI AD untuk mendukung percepatan penurunan kasus Stunting secara nasional.
Sementara Sekretaris BKKBN RI Drs. Tavip Agus Rayanto, M.Si mengapresiasi Pangdam XVII/Cenderawasih yang bersedia dikukuhkan sebagai Bapak Asuh Anak Stunting Papua.
Program Bapak Asuh Anak Stunting hadir untuk menyediakan platform kontribusi pemangku kepentingan untuk turut ambil bagian dalam percepatan penurunan Stunting yang menyasar langsung kepada keluarga berisiko Stunting dengan kelompok sasaran adalah pada ibu hamil dan bayi berusia 0-23 bulan.
Agus Riyanto menyebutkan, Stunting merupakan hasil dari tidak terpenuhinya status nutrisi anak dalam kandungan dan di awal kehidupannya.
“Kami sangat memahami dinamika lingkungan strategis yang membutuhkan penajaman program dan kegiatan agar lebih berhasil guna. Mempertimbangkan waktu yang tersisa untuk mencapai target 14 persen di Tahun 2024,” tutupnya.(hsb)