Sorong, fajarpapua.com– Pemerintah Kabupaten Sorong Selatan, Provinsi Papua Barat menyebutkan bahwa daerah tersebut mempunyai seluas 7.500 hektare hutan sagu sebagai cadangan pangan.
Bupati Sorong Selatan, Samsudin Anggiluli di Sorong mengatakan bahwa pemerintah telah memberikan izin kepada dua perusahaan untuk mendirikan pabrik pengelolaan sagu menjadi bahan makanan yakni pabrik sagu PT ANJ dan Perum Perhutani.
Dia mengatakan bahwa pabrik sagu PT ANJ sudah beroperasi dan mempekerjakan sebanyak 5.000 karyawan.
Perusahaan tersebut memberikan peluang bagi masyarakat setempat bekerja sehingga mengurangi angka pengangguran.
Menurutnya, Perum Perhutani belum melaksanakan proses produksi hingga saat ini. Karena itu, diharapkan pemerintah Papua Barat untuk membahas dengan pemerintah pusat agar perusahaan tersebut beroperasi.
Dengan demikian akan membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat di wilayah Sorong Selatan serta menambah pendapatan asli daerah atau PAD.
“Kami minta agar Penjabat Gubernur Papua Barat dapat berkoordinasi bahkan menyampaikan langsung kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi untuk mendorong pabrik sagu Perum Perhutani,” ujarnya.
Ia menyampaikan bahwa perusahaan seperti ini selain untuk ketahanan pangan nasional, juga memberikan penghasilan bagi warga setempat yang bekerja sehingga meningkatkan perekonomian.
“Hal tersebut juga dapat mengatasi kemiskinan ekstrem yang melanda masyarakat,” katanya.
Warga Nayaro Produksi Tepung Sagu
Kelompok Usaha Sagu Nayaro di Kampung Nayaro, Distrik Mimika Baru, Kabupaten Mimika, Papua, mampu produksi tepung sagu sendiri sebagai hasil belajar dari Sekolah Lapang Pesisir (SLP) yang dilaksanakan oleh Blue Forests.
Sekolah Lapang Pesisir sendiri bagian dari program USAID Lestari yang dalam implementasinya dijalankan oleh Blue Forests di beberapa kampung di Kabupaten Mimika, termasuk kampung Nayaro.
Sebanyak 20 orang perempuan dari Kampung Nayaro Distrik Mimika Baru, sebuah kampung yang berdekatan dengan areal konsesi PT Freeport dan Taman Nasional Lorentz.
Di SLP ini mereka banyak hal terkait pengelolaan sagu yang lebih baik, mulai dari cara pengambilan, pengolahan, hingga mengemas dalam bentuk tepung.
Mereka juga belajar mengolah tepung ini menjadi makanan seperti pizza sagu, empek-empek, ongol-ongol dan es cendol. Hal yang tak pernah mereka bayangkan bisa dihasilkan oleh sagu.
Kelompok Usaha Sagu Nayaro masih eksis hingga sekarang dan produksi puluhan kilogram tepung sagu tiap bulannya. (an/red)