BERITA UTAMAMIMIKA

Masih Masa Adventus, Umat Katolik Mimika Dilarang Rayakan Natal Sebelum 25 Desember

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
77
×

Masih Masa Adventus, Umat Katolik Mimika Dilarang Rayakan Natal Sebelum 25 Desember

Share this article
9dde9bdc 1c7c 4ea6 a070 aed90f9768b7
Pastor Paroki Sempan, P. Maksimilianus Dora, OFM

Timika, fajarpapua.com – Pastor Paroki St Stefanus Sempan Timika, Papua Tengah, P. Maksimilianus Dora OFM mengingatkan semua umat katolik Mimika agar tidak merayakan natal sebelum tanggal 25 Desember 2022.

Selain itu, umat juga tidak memutar lagu bernuansa natal. Sebab, saat ini semua umat sedang mempersiapkan hati menyambut kedatangan Tuhan Yesus pada tanggal 25 Desember 2022 mendatang.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

“Masa Adven adalah masa penantian. Kata “Adven” sendiri berasal dari bahasa Latin “Adventus” yang berarti kedatangan. Pada intinya, Masa Adven menantikan kedatangan Tuhan,” ungkap Pastor Maksi, demikian sapaan akrabnya kepada fajarpapua.com, Selasa (13/12).

Ia mengemukakan, Gereja Katolik semesta menyerukan supaya umat bersiap siaga menyambut kedatangan Tuhan.

“Tuhan akan datang pada segala peristiwa hidup kita untuk menyapa, menegur dan memperingatkan kita, asal kita cukup peka untuk mendengarkan sapaan-Nya. Maka, kita hendaknya senantiasa menghayati kewaspadaan. Menghayati suasana penantian dan suasana Adven,” ajak Pater Maksi.

Dikemukakan, perlu diketahui bahwa masa Adven bukan hanya terbatas pada empat minggu menjelang pesta Natal, tetapi seumur hidup umat.

“Kita harus selalu dalam situasi Adven, sebab Tuhan selalu bisa datang dalam setiap kejadian, dan peristiwa hidup kita. Karena itu, di gereja St. Stefanus Sempan, sejak awal masa Adven dan bahkan setiap hari minggu kami selalu mengajak dan juga melarang dengan tegas kepada umat Allah untuk berpesta pora selama masa adven. Umat harus sungguh-sungguh mengambil moment Adven sebagai kesempatan untuk berjaga-jaga, mempersiapkan diri untuk menyambut kedatangan Sang Juru Selamat sambil berdoa, dan berbelarasa dengan yang menderita,” tuturnya.

Terkait hal itu, Pater Maksi menegaskan setiap umat katolik harus menjaga suasana batin yang damai dengan tidak mabuk-mabukan, berpesta pora, dan mengikuti kegiatan natal bersama dengan gereja lain atau lembaga/instansi pemerintah. Selain itu tidak memutar lagu natal pada masa Adven.

“Banyak diantara umat Katolik yang tidak taat dengan himbauan Gereja. Mereka sepertinya sedang menghayati cara hidup Farisi yang melihat kebahagiaan dan pesta pora sebagai jalan ‘keselamatan’. Sikap seperti ini sesat dan sangat bertentangan dengan ajaran Gereja Katolik,” tegasnya.

Ia mengajak kepada semua umat Katolik untuk tidak seperti “benalu’ atau kerbau dicocok hidung. “Ditarik kesana kemari tanpa mempertimbangkan nilai religius yang sebenarnya sesuai iman dan ajaran Gereja Katolik,” tambah Pastor Maksi.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *