Timika, fajarpapua.com – Memasuki tahun politik yang puncaknya terjadi pada 2024 mendatang, para politisi diminta tidak mempolitisir serta menggunakan agama sebagai alat mendulang suara.
Hal ini ditekankan Tokoh Agama yang juga Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Kabupaten Mimika, Ignatius Adi kepada fajarpapua.com, Senin (2/1).
Dirinya mengimbau kepada masyarakat Mimika yang berpolitik tidak menggunakan agama sebagai alat berpolitik yang dapat memecah belah masyarakat beragama di Kabupaten Mimika.
“Diharapkan tidak menggunakan agama sebagai komoditi politik, karena akan merusak toleransi umat beragama yang sudah terbentuk sangat baik di Mimika,” kata Ignatius Adii.
Ignatius Adii mengungkapkan, biarkan masyarakat Mimika mengikuti proses, pelaksanaan dan penentuan hasil Pemilihan umum (Pemilu) nantinya dari hati nurani masing-masing masyarakat.
“Jadi jangan memaksakan kehendak kepada masyarakat, jangan di jadikan masyarakat sebagai obyek,” tegasnya.
Menurutnya dengan tidak menggunakan agama sebagai alat berpolitik dan tidak memaksakan kehendak akan tercipta situasi Kamtibmas di Mimika yang kondusif.
Ignatius juga mengimbau kepada masyarakat untuk tetap waspada untuk tidak mau dipecah belah karena politik.
“Masyarakat harus waspada karena Pemilu 2024 merupakan hal baru yaitu dilakukan secara serentak seluruh Indonesia,”ujarnya.(ron)