BERITA UTAMAPAPUA

Pasca Gempa 4,9 Magnitude, Selama 20 Hari Jayapura Digoyang 804 Kali Gempa Susulan

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
9
×

Pasca Gempa 4,9 Magnitude, Selama 20 Hari Jayapura Digoyang 804 Kali Gempa Susulan

Share this article
IMG 20230122 WA0031
Gempa yang terjadi di Jayapura

Jayapura, fajarpapua.com- Sejak terjadinya gempa bumi 4,9 Magnitude (update M5.4) Kota Jayapura sejak 2 Januari 2023 hingga Minggu 22 Januari 2023 dilanda 804 kali gempa susulan.

Dari 804 kali gempa susulan, 67 kejadian diantaranya dirasakan oleh masyarakat disekitar Kota Jayapura, Jayapura dan Keerom.

ads

Berdasarkan hasil pengamatan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang diperoleh fajarpapua.com dari akun Twitter @infobmkgpapua pada Minggu (22/1) menyebutkan gempa terakhir terdata terjadi pada Minggu 19 Januari 2023 sekira pukul 22.47.39 WIT.

“Berdasarkan hasil pengamatan BMKG, sejak gempa bumi M4,9 (update M5.4) Kota Jayapura 2 Januari 2023 hingga Minggu 22 Januari 2023 06:00 WIT telah terjadi gempa bumi di wilayah sekitar Kota Jayapura sebanyak 804 kali dgn 67 kejadian diantaranya dirasakan oleh masyarakat,” tulis akun @infobmkgpapua.

Sebelumnya, Koordinator Bidang Observasi BBMKG Wilayah V Papua, Danang dalam keterangannya, menjelaskan sampai saat ini gempa masih terus terjadi.

“Gempa memang masih terus terjadi. Hanya eksistensinya atau aktivitasnya berkurang. Mulai dari kekuatan dan juga sisi waktu susulannya berkurang,” terangnya.

Menurutnya, gempa yang susulan secara terus menerus terjadi sebenarnya tidak lazim terjadi di Papua. Namun gempa seperti itu dikatakan pernah terjadi di wilayah Maluku pada tahun 2019 silam yang mana gempa susulannya mencapai ribuan kali.

“Gempa yang terjadi di Papua ini berpusat di Jayapura. Memang jumlah gempa susulannya sudah cukup banyak. Ini seperti yang terjadi di Maluku tahun 2019 lalu, yang mencapai ribuan kali gempa susulan,” kata Danang.

Danang menjelaskan gempa yang terjadi di Kota Jayapura terbanyak terjadi di darat. Gempa itu terjadi akibat aktivitas lempeng yang bergerak saling bertubrukan dan saling bersinggungan atau berjauhan.

“Jadi interaksi antara lempengan bumi mengakibatkan patahan yang menimbulkan getaran atau energi sampai ke permukaan hingga dapat dirasakan masyarakat atau disebut gempa bumi,” paparnya.

Namun dia mengatakan gempa bumi yang terjadi di Papua dan Maluku beberapa waktu lalu tidak ada saling keterkaitan. Sebab jenis gempa di Papua dan di Maluku berbeda.

“Sumber gempanya beda yang di Papua. Sebab gempa yang berpusat di Jayapura ini sumbernya dari patahan aktif di wilayah Jayapura. Kalau yang di Maluku sumbernya subduksi lempeng di laut Maluku,” terangnya.

BMKG pun mengimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Warga juga disarankan menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.

“Jadi gempa di Jayapura dipastikan tidak menimbulkan tsunami. Hanya saya berpesan ketika gempa terjadi pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali ke dalam rumah,” pungkasnya. (mas/red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *