BERITA UTAMAMIMIKA

Usai Teken Kontrak Bersama PT. Pangan Sari, Disnakeswan Mimika Mulai Picu Gairah Peternak Lokal

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
12
×

Usai Teken Kontrak Bersama PT. Pangan Sari, Disnakeswan Mimika Mulai Picu Gairah Peternak Lokal

Share this article
IMG 20230310 WA0075
Kepala Disnakeswan Mimika drh Sabelina Fitriani

Timika, fajarpapua.com – Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan) Kabupaten Mimika telah melakukan teken kontrak dengan PT. Pangan Sari Utama (PSU) terkait penyerapan produk lokal.

Hal itu dikatakan Kepala Disnakeswan Mimika drh Sabelina Fitriani kepada wartawan di Kantor DPRD Mimika usai melakukan Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi B, Jumat (10/3).

ads

Meski sudah teken kontrak, namun kata dia, secara langsung belum ada MoU dengan perusahaan penyuplai makanan karyawan PT. Freeport tersebut.

“Memang kemarin itu belum ada MoU dengan Pangan Sari untuk menyerap produk lokal, tapi kita sudah teken kontrak bahwa PT Pangan Sari yang menyerap produk kita,” ujar Sabelina.

“Kita sudah teken kontrak, artinya bahwa mereka (Pangan Sari) harus ambil produk lokal yang berasal dari peternak kita sebanyak 50 ton per bulan sesuai kebutuhan Pangan Sari,” tambahnya.

Dikatakan Sabelina dengan adanya hasil binaan Disnakeswan sebanyak 34 peternak, maka sebetulnya per bulan mampu menghasilkan lebih dari 50 ton. Karena menurutnya kapasitas produk dari 34 peternak tersebut hingga 70 ton.

“Jadi sekarang kita pacu peternak lokal untuk menyediakan itu. Kita bertahap. Sebenarnya kita dengan 34 peternak binaan sudah punya kapasitas 70 ton per bulan, hanya selama ini tidak maksimal,” katanya.

Yang membuat para peternak tidak sanggup bersaing karena harga ayam dari luar lebih murah. Namun adanya kerjasama dengan Pangan Sari setidaknya bisa membuat peternak kembali bergairah.

“Karena harga ayam dari Surabaya lebih murah, sehingga peternak tidak sanggup bersaing. Nah sekarang sudah ada Pangan Sari, setidaknya mereka sudah mulai berternak kembali. Pasti kita akan pacu, kita akan berikan bantuan-bantuan pada mereka untuk mulai kembali berternak,” paparnya.

Dikatakan, selisih harga ayam dari luar dan lokal cukup lumayan, untuk ayam lokal dari peternak Rp 37 ribu per kilogram. Sedangkan dari Jawa Timur harga jualnya Rp 35 ribu.

“Jadi memang selisih agak jauh. RP 37 ribu itu dari peternak, artinya kalau dia mau jual ya harus ambil untung lagi, modalnya sudah Rp 37 ribu kalau dia mau ambil untung misalnya dua ribu, ya bisa sampai Rp 40 ribu dan selisihnya bisa sampai Rp 5-6 ribu, lumayan, namanya konsumen jelas dia akan pilih yang murah,” jelasnya.

“Padahal ayam lokal itu lebih segar, lebih manis dan nilai gizinya lebih bagus. Walaupun harganya agak mahal, tapi tetap kita akan upayakan untuk turunkan,” pungkasnya. (feb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *