Timika, fajarpapua.com– Fakta menarik terungkap terkait dengan latar belakang peristiwa yang menimpa empat pekerja proyek BTS (base transceiver station) PT Inti Bangun Sejahtera (IBS) di Distrik Okbab, Kabupaten Pegunungan Bintang, Papua Pegunungan.
Ternyata mereka “ditahan” karena warga merasa ada pekerjaan yang belum dibayar, padahal sebelumnya ramai disebut keempatnya disandera Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua.
“Bukan penyanderaan itu. Kemarin itu ada mungkin dulu utang-utang yang belum terbayar sama mungkin pas pemasangan BTS itu masyarakat menuntut supaya dibayar dulu, sehingga setelah dibayar ya dilepas,” Panglima TNI Laksamana TNI Yudo Margono kepada awak media di Jakarta, Senin (15/5).
Yudo meminta agar segenap pihak tidak selalu menghubungkan setiap peristiwa sebagai tindakan yang berkenaan dengan aksi KKB.
“Ini bukan KKB yang melakukan itu, tapi masyarakat yang mungkin dulu pernah dipekerjakan atau apa, mungkin bayarannya kurang atau apa. Jadi jangan semuanya disamaratakan, tiap anu disandera, enggak, bukan penyanderaan itu,” tegas Yudo.
Panglima TNI menambahkan bahwa karena korban ada yang diketahui mengalami luka akibat kejadian tersebut, maka selanjutnya akan disidik oleh pihak kepolisian untuk menangani tersangka pelaku.
“Bukan (KKB), tapi ya tentunya karena kemarin ada yang dilukai, nanti dari Polri akan menangkap yang melukai tadi,” ujar Yudo.
Sementara sebelumnya, Kapolres Pegunungan Bintang AKBP Mohamad Dafi Bastomi menyatakan bahwa empat pekerja PT IBS telah diselamatkan dan dievakuasi dari Okbab ke Oksibil pada Senin (15/5).
Proses evakuasi dipimpin Kapolres Pegunungan Bintang dan Waka Satgas Gakkum Operasi Damai Cartenz Kombes Pol. Joko Sulistio dan melibatkan sedikitnya 50 personel gabungan Pamtas Statis RI-PNG Yonif 143/TWEJ, Polres Pegunungan Bintang, serta Satgas Operasi Damai Cartenz 2023.
“Penjemputan keempat karyawan tersebut menggunakan Pesawat PK-RBP Milik Tariku Aviation,” kata Bastomi. (red)