Jayapura, fajarpapua.com – Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Papua mengerahkan 4.523 petugas dalam pelaksanaan Sensus Pertanian 2023 sejak Kamis (1/6).
Kepala BPS Provinsi Papua Adriana Helena Carolina di Jayapura, Minggu, mengatakan petugas yang turun lapangan tersebut tahun ini memang cukup banyak mengingat kini terdapat tiga daerah otonom baru.
“Daerah paling banyak petugas di Kabupaten Paniai, Papua Tengah dengan melibatkan 400 petugas hal ini karena daerah tersebut ada dua provinsi pemekaran,” katanya.
Menurut Carolina, selain itu Kabupaten Paniai tersebut memiliki wilayah jangkau yang agak susah sehingga tidak bisa satu petugas mengambil data pada satu distrik saja.
“Karena metode pengambilan datanya dari pintu ke pintu dengan memberikan pertanyaan secara penuh sehingga butuh banyak petugas di lapangan, kecuali mungkin Kota Jayapura menggunakan Snowball sampling,” ujarnya.
Dia menjelaskan metode Snowball sampling tersebut artinya petugas mendapatkan data dari satu sumber seperti kepala desa atau informasi dari komunitas. Misalnya pada rumah tersebut, mempunyai punya kebun yang hasilnya nanti dijual.
“Kami melakukan pendataan bagi warga yang hasil kebunnya itu dijual sedangkan jika dimakan untuk sendiri maka tidak dilakukan sensus. Karena data yang akan kami ambil mulai dari sektor pertanian hortikultura, perkebunan, kehutanan, perikanan, perikanan tangkap dan perusahaan petani,” katanya lagi.
Dia menambahkan tujuan dari sensus pertanian ini sangat penting dilakukan yang mana hasilnya nanti dapat digunakan sebagai tolok ukur statistik pertanian saat ini, sekaligus menyediakan kerangka sampel untuk survei pertanian lanjutan.
“Pelaksanaan Sensus Pertanian merupakan kolaborasi bersama BPS dengan Kementerian Pertanian, Bappenas sehingga menghasilkan data sektor pertanian yang baik,” ujarnya lagi.(ant)