BERITA UTAMAPAPUA

Karya Ukir Seniman Muda di Festival Asmat Pokman Ke-36 Diapresiasi Wabup Thomas Safanpo Senilai Rp 20juta

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
79
×

Karya Ukir Seniman Muda di Festival Asmat Pokman Ke-36 Diapresiasi Wabup Thomas Safanpo Senilai Rp 20juta

Share this article
IMG 20231012 WA0035
Soter Cemenekap, Siswa Kelas VI SD Naskat-Asatat bersama karya ukirnya.

Asmat, fajarpapua.com – Salah satu karya ukir yang mencuri perhatian Wakil Bupati Asmat Thomas Eppe Safanpo pada pelelangan hari terakhir Festival Asmat Pokman Ke-36, Rabu (11/10) adalah ukiran jenis patung cerita karya seniman asal Kampung As, Distrik Pulau Tiga, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, Soter Cemenakat.

Ukiran yang menceritakan legenda Asmat Beorpits yang tampak memikul Babi hutan hasil berburu menuju perahunya itu diapresiasi oleh Thomas Eppe Safanpo dengan ganjaran maksimal setelah sempat berebutan lelang dengan tamu undangan lainnya. Tak tanggung-tanggung Thomas langsung meminta ‘bungkus’ dengan nilai fantastis Rp. 20juta yang tidak lazim diganjari terhadap hasil ukiran kategori patung kecil seperti yang dimiliki Soter ini.

ads

Namun demikian, Thomas Safanpo mengaku hal tersebut dilakukan sebagai bentuk apresiasinya terhadap seniman muda Asmat yang saat ini sedang menempuh pendidikan pada Kelas VI (enam) Sekolah Dasar (SD) Naskat-Asatat, salah satu sekolah di Distrik Pulau Tiga.

Dikatakan Thomas, seniman muda seperti Soter merupakan generasi penerus Pengukir Asmat yang perlu dimotivasi dan diapresiasi agar terus lahir pengukir-pengukir baru dari kalangan anak muda agar tidak tergerus zaman yang semakin modern.

“Pertama, memang dari hasilnya bagus dan ukiran dengan daya imajinasi yang tinggi. Kedua, saya ingin memberikan motivasi kepada anak-anak muda dan generasi penerus supaya bakat-bakat ukir ini tidak hilang dalam perkembangan zaman,” ucap Wakil Bupati dua periode ini.

Lebih lanjut, putra asli Asmat yang gemar membaca dan mengoleksi sumber-sumber sejarah Suku Asmat ini menjelaskan bahwa di beberapa kampung di Kabupaten Asmat ini telah hilang generasi Pengukir. Sehingga hadirnya Pengukir baru dari kalangan muda seperti Soter dalam Festival Asmat Pokman Ke-36 tahun ini menjadi kebanggaan yang patut diapresiasi.

“Karena di beberapa kampung para Pengukir tua dan beberapa generasi hilang dan tidak ada penerusnya. Saya senang dengan Pengukir muda yang baru muncul seperti ini,” imbuhnya.

Thomas berharap, generasi penerus yang saat ini sedang menempuh pendidikan agar terus mengembangkan bakat mengukirnnya dalam upaya melestarikan budaya dan jati diri sebagai anak suku Asmat.

“Mereka tetap mengukir sebagai upaya pelestarian budaya lokal, tetapi juga mereka harus tetap melanjutkan pendidikan untuk mencapai harapan masa depan,” pungkas Thomas Eppe Safanpo.
(Jef)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *