BERITA UTAMAPAPUA

Kopda Hendrianto Gugur Ditembak OPM Tepat di Hari Natal, Satu Prajurit Terluka, Sebby : Tidak Ada Damai Natal di Papua

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
1026
×

Kopda Hendrianto Gugur Ditembak OPM Tepat di Hari Natal, Satu Prajurit Terluka, Sebby : Tidak Ada Damai Natal di Papua

Share this article
IMG 20231226 WA0015
Korban sedang mendapatkan penanganan medis.

ads

Timika, fajarpapua.com – Pos Bousha Satgas Pamtas Yonif 133/YS di Japan Kampung Bousha, Distrik Aifat Selatan, Kabupaten Maybrat, Provinsi Papua Barat Daya, diserang OPM, Senin (25/12) pukul 14.00 WIT.

Pelaku penyerangan Pok M/TPNPB-OPM Kodap IV Sorong Raya wilayah Maybrat memberondong 10 kali tembakan dari arah jam 2 depan pos.

Peristiwa itu mengakibatkan 2 orang personel atas nama Pratu Frangky Gulo (LK) terkena di perut sebelah kanan (kondisi dalam keadaan sadar) dan Kopda Herdianto meninggal dunia terkena tembakan di bagian kepala atas sebelah kanan.

Adapun arah gangguan tembakan datang tiba-tiba dari arah pukul 14.00 diperkirakan dengan jarak kurang lebih 100 meter dari ketinggian Pos Bousha. Untuk korban penembakan sedang berada di Rumah Sakit Pratama Kumurkek.

Sementara satu korban orang atas nama Pratu Frangky Gulo sedang melanjutkan evakuasi ke Rumah Sakit Teminabuan untuk mendapatkan penanganan medis.

Jubir OPM, Sebby Sambom dalam rilis yang diterima fajarpapua.com, Selasa (26/12) mengemukakan, serangan itu dipimpin Wakil Komandan Operasi Mamfred Fatem.

“Kami bertanggungjawab atas serangan ini, dan ini merupakan kelanjutan perang pembebasan nasional Papua Barat demi merebut kembali hak kemerdekaan yang telah dirampas oleh Indonesia pada 1 Mei 1963. Dan Perang tidak akan berhenti jika Papua sedang diduduki secara illegal oleh Pemerintah Kolonial Republik Indonesia,” ungkapnya.

Ia juga menyampaikan bahwa di Papua tidak ada damai Natal, karena militer dan polisi Indonesia masih melakukan operasi militer secara massive dalam berbagai bentuk operasi.

“Dalam hal ini Rakyat Bangsa Papua tidak bebas untuk merayakan natal, karena Militer dan Polisi Indonesia bersenjata lengkap memasuki gedung-gedung gereja. Ini adalah bentuk terror kepada rakyat Papua oleh Militer dan Polisi Indonesia,” paparnya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *