BERITA UTAMAKESEHATANMIMIKA

Terdeteksi Stunting di Kampung Mawokauw Jaya, Kepkam Berharap Penanganan Tuntas

pngtree vector tick icon png image 1025736
15
×

Terdeteksi Stunting di Kampung Mawokauw Jaya, Kepkam Berharap Penanganan Tuntas

Share this article
Edison Rafra
Edison Rafra

Timika, fajarpapua.com – Dalam rangka menjaring kasus stunting yang terjadi di Kampung Mawokauw Jaya, pemerintahan kampung (Pemkam) wilayah itu akan menerjunkan tim pendataan ke semua RT guna menjaring sebanyak-banyaknya anak yang terpapar sejak lahir.

ads

Stunting secara sederhana dapat dipahami bahwa tumbuh kembang anak terhambat sehingga postur anak kerdil, pertumbuhan inteligens terhambat.

Kepala Kampung Mawokauw Jaya, Edison Rafra saat ditemui di kantornya, Rabu (21/10) mengatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan Puskesmas Wania terkait hal teknis pendataan.

Termasuk petugas kesehatan dari puskesmas juga harus turun bersama-sama waktu pendataan di lapangan.

Untuk program stunting, kata dia, Pemerintahan Kampung Mawokauw Jaya telah mengalokasikan dana Rp 50 juta untuk kebutuhan warga yang anaknya terpapar.

Diharapkan petugas kesehatan dari puskesmas turun menyebarluaskan informasi stunting kepada warga supaya mereka mengerti dan dapat melakukan pencegahan.

“Terlebih kepada anak-anak, termasuk yang sudah remaja putri dapat mengikuti program ini secara baik,” paparnya.

Edison menjelaskan, jika pemerintah telah menetapkan dua kampung ini maka fokus program dan kegiatan harus benar-benar masuk ke Mawokauw Jaya dan Nawaripi.

“Pemkab Mimika melalui Dinas Kesehatan, kalau ada program yang masuk ke dua kampung ini dapat berkoordinasi dengan kadistrik, Puskesmas Wania dan aparat kampung, sehingga program ini dapat berjalan baik dan bisa berlanjut ditahun-tahun mendatang,” harapnya.

Lanjut dia, bicara tentang stunting (orang kerdil) bukan bicara hari ini, tapi harus ada rencana yang terprogram secara baik.

Program harus sampai ke masyarakat, remaja putri, ibu hamil, anak-anak sekolah. Kemudian ada edukasi pada aparat kampung dan tokoh-tokoh masyarakat, tokoh agama, para pemuda dan remaja putri.

“Perlu dilakukan sosialisasi ketersediaan pangan bergizi sehingga persiapan pasangan muda sebelum memasuki usia pernikahan, gizi yang baik kepada ibu hamil, ibu melahirkan dan ibu menyusui, anak sekolah PAUD/TK / SD sehingga gizi mereka cukup agar mereka tidak terpapar stunting,” pungkasnya.

Menurutnya, pernyataan Pemkab Mimika bahwa kasus stunting di dua kampung ini mencapai 24 persen, setidaknya sejak awal sebagai aparat kampung juga harus tahu dan bukan dengar atau tahu dari media.

“Tapi kami tidak mempersoalkan itu demi kebaikan bersama kami menerima semua keputusan berkaitan dengan penanganan stunting di kampung kami. Melalui pendataan nanti kami akan tahu berapa populasi warga kami yang terpapar dan penanganan secara klinisnya seperti apa. Aparat kampung telah menetapkan anggaran Rp 50 juta untuk membiayai semua kebutuhan dalam pencegahan stunting ini,” terang Edison.

Dia mengusulkan dengan adanya masalah ini jangan biarkan pemerintah kampung, distrik dan puskesmas berjalan sendiri. Aparat Pemkab Mimka harus turun keroyokan mulai dari urusan medis, lingkungan, perumahan, sosial, pendidikan, dan urusan pengembangan manusia.(tim)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *