BERITA UTAMANASIONAL

Simak kondisi Raditya Oloan sebelum meninggal, terdapat badai sitokin

cropped cnthijau.png
8
×

Simak kondisi Raditya Oloan sebelum meninggal, terdapat badai sitokin

Share this article
mendiang raditya oloan sebelum meninggal
mendiang raditya oloan sebelum meninggal

Jakarta – Raditya Oloan, suami aktris Joanna Alexandra, meninggal dunia pada Kamis (6/5/2021). Mengejutkan karena selain masih relatif muda, ia juga sudah sempat dinyatakan sembuh dari COVID-19.
Detail kondisi Raditya Oloan sebelum meninggal sempat diungkap oleh sang istri melalui unggahan di Instagram. Beberapa hal yang terungkap antara lain sebagai berikut.

Post COVID-19
Dalam unggahannya di Instagram, Selasa (4/5/2021), Alexandra menyebut kondisi suaminya ‘post COVID-19 dengan komorbid asma’.
Setelah sempat dirawat di RS Darurat COVID-19 Wisma Atlet dan dipindah ke ICU RS Persahabatan, Radit memang sudah sempat dinyatakan sembuh dari COVID-19. Namun ada sejumlah masalah dengan kondisi tubuhnya sehingga belum bisa keluar dari ICU.
“Jadi sekarang suamiku posisinya masih di ICU, dibuat tidur karena memakai ventilator. Kondisinya post-covid dengan komorbid asma,” tulis Joanna Alexandra dalam postingan terbarunya dilihat, Rabu (5/5/2021).

ads

56 Orang Tewas Dalam Gempa Majene, Relawan Timika Kumpulkan Dana, Baznas Tiba di TKP(Opens in a new browser tab)

Usia relatif muda
Westny Dj, sahabat Alexandra, membenarkan bahwa Radit meninggal dunia pada Selasa (6/5/2021) pukul 18.143 WIB. Radit meninggal di usia yang relatif muda, yakni 36 tahun

Komorbid asma
Dalam perwatan di ICU, Radit sempat menggunakan ventilator atau alat bantu pernapasan. Alexandra menyebut, sang suami memiliki riwayat komorbid asma.

Suami Istri di SP 1 Timika Meninggal Dunia Diduga Keracunan Minuman Keras(Opens in a new browser tab)

Badai sitokin
Kondisi lain yang diungkap Alexandra adalah badai sitokin. Ini adalah kondisi respons imun tubuh yang berlebihan, biasanya dipicu oleh infeksi. Sitokin sendiri adalah protein yang mengkomunikasikan sinyal-sinyal tubuh untuk merespons infeksi. Respons berlebih pada sistem imun bisa memicu hyperinflammation. (dt)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *