BERITA UTAMAMIMIKA

Bupati Merauke Minta Umat Katolik Dukung Tugas Imamat

cropped cnthijau.png
24
×

Bupati Merauke Minta Umat Katolik Dukung Tugas Imamat

Share this article
Pemotongan Kue Panca Windu oleh Pastor Pius Banda Pr didampingi Bupati Merauke
Pemotongan Kue Panca Windu oleh Pastor Pius Banda Pr didampingi Bupati Merauke


Sementara itu, Jubilaris Panca Windu, Pastor Pius Banda, Pr dalam sambutan memberikan sharing pengelaman tugas imamatnya selama 40 tahun. Dalam sharingnya, Pastor Pius menyebutkan perjalanan imamatnya hingga mencapai panca windu ini dilalui dengan pengelaman suka maupun duka. Susah senang, pahit getir sudah dirasakan selama meng-klerus (jabatan imamat) selama 40 tahun. Dua belas setengah tahun (12 tahun 6 bulan) Pastor Pius bertugas di Keuskupan Agung Ende dan dua puluh tujuh setengah tahun (27 tahun 6 bulan) bertugas di Keuskupan Agung Merauke.


“Saya ditahbiskan menjadi imam  tepatnya tanggal 21 Juni 1981 di Kampung Wolojita, Ende-Flores NTT. Sebenarnya tanggal 21 Juni 2021 genap 40 tahun usia imamat saya, karena sesuatu dan lain hal perayaan Panca Windu imamat saya ini dimajukan satu hari, yakni 20 Juni 2021. Saya ditahbiskan bersama 18 rekan imam lainnya (12 imam SVD dan 7 imam Projo). Yang SVD ada yang sudah meninggal, ada yang sudah keluar, tetapi sebagian besar masih hidup. Sedangkan yang Projo, dua orang imam sudah meninggal, masih tinggal 5 orang sampai sekarang dan mereka juga sekarang di Flores sedang merayakan pesta 40 tahun imamat.

ads


“Saya ditahbiskan pada umur yang agak lanjut, yakni 35 tahun dimana biasanya untuk ditahbiskan menjadi imam usia 28-29 tahun, tetapi saya usia 35 tahun baru ditahbiskan menjadi imam. Tentu ada alasannya, kenapa saya sampai tertunda begitu jauh. Latar belakang panggilan saya menjadi imam begitu berliku-liku. Sehingga saya ditahbiskan 7 tahun kemudian dari pada teman-teman saya, karena 7 tahun saya berada di luar seminari tinggi.


“Dengan alasan itu maka saya memilih motto tahbisanku, “Ya Tuhan kemana aku dapat lari dari hadapan-Mu..juga di sana tangan kananMu menuntun aku” (Mazmur 139:7,10). Selama pengembaraan 7 tahun di luar seminari, saya mengalami tawaran-tawaran yang menggiurkan (jabatan, uang dan pangkat) dan sebagainya. Namun saya tetap memilih menjadi imam. Saya merasakan itu sebagai tangan Tuhan yang membimbing saya.

Biar bagaimana pun, saya tetap memilih jalan menjadi imam sesuai dengan cita-cita awal sejak saya masih SR (Sekolah Rakyat zaman dahulu setingkat SD). Dan sesudah ditahbiskan menjadi imam yang bertugas di Keuskupan Agung Ende 12 setengah tahun.


“Pada tahun 1993 ada tawaran dari Keuskupan Agung Merauke untuk menjadi imam kontrak kerja. Kemudian saya menawarkan diri dan saya diterima. Tanggal 20 Januari 1994 saya mendarat di Bandara Mopah dan mulai berkarya di Keuskupan Agung Merauke.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *