BERITA UTAMAMIMIKA

Kinerja BPN Mimika Dikritik, Begitu Mudah Terbitkan Sertifikat di Atas Tanah Kamoro, Jangan Manfaatkan Kesusahan Warga

cropped cnthijau.png
4
×

Kinerja BPN Mimika Dikritik, Begitu Mudah Terbitkan Sertifikat di Atas Tanah Kamoro, Jangan Manfaatkan Kesusahan Warga

Share this article
Hidup warga suku Kamoro bergantung pada perahu, sungai, dan sagu. Namun banyak tempat hidup mereka dijual. Foto insert : Dr. Leonard Tumuka (kiri) pembuatan karapao (kanan)
Hidup warga suku Kamoro bergantung pada perahu, sungai, dan sagu. Namun banyak tempat hidup mereka dijual. Foto insert : Dr. Leonard Tumuka (kiri) pembuatan karapao (kanan)

Timika, fajarpapua.com – Tokoh Intelektual Kamoro, Dr Leonardus Tumuka mengkritik kinerja Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Mimika yang begitu mudah mengeluarkan sertifikat tanah di atas wilayah Kamoro. Akibatnya banyak tanah Kamoro yang bersertifikat atas nama warga luar.

“BPN Mimika begitu mudah mengeluarkan sertifikat tanah akhirnya orang luar mudah memiliki hak tanah Kamoro,” ungkap Leonard kepada fajarpapua.com, Rabu (8/9).

Klik iklan untuk info lebih lanjut

Ia mengemukakan, kejadian yang mencengangkan pihaknya yakni ada oknum pengusaha yang menguasai tanah Kamoro dari Nawaripi hingga mendekati Tipuka/Ayuka.

“Akhirnya banyak tanah yang habis disertifikat orang luar seperti wilayah Irigasi, Pomako, Nawaripi sampai dekat Ayuka Tipuka,” ujarnya.

Ia mengemukakan, yang menjadi persoalan oknum yang membeli tanah Kamoro memanfaatkan kesusahan warga.

“Di sini lain, ada masalah lain tokoh Kamoro begitu mudah lepas tanah. Warga Kamoropun demikian, saat butuh uang begitu mudah lepas tanah,” kata Leonard.

Namun yang ia sesalkan, BPN Mimika tanpa melibatkan lembaga adat Lemasko langsung menerbitkan sertifikat.

“Sekarang orang muda Kamoro kesulitan mendapat tanah. Padahal kami tuan tanah, kami terpaksa beli tanah dari orang luar. Saya minta BPN jangan mudah lepas sertifikat tanpa koordinasi dengan Lemasko,” tukasnya.

Yang ia takutkan, tempat mencari nafkah suku Kamoro yakni sagu dan sungai sudah terjual habis.

“Padahal dulu almarhum Bapa Uskup Mgr John Saklil berkali-kali serukan untuk tidak menjual tanah,” paparnya.

Selain pengusaha, ada juga pejabat di Mimika yang mengambil tanah masyarakat Kamoro berhektar-hektar.

“Orang Kamoro bisa hilang kalau lahan hidup warga juga diserobot. Warga kita mau taruh dimana?” tandasnya.(red)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *