BERITA UTAMAMIMIKA

Ternyata Wasit yang Dianiaya di Timika Kantongi Sertifikat Nasional, Diduga Pemukulan Sudah Direncanakan

cropped cnthijau.png
7
×

Ternyata Wasit yang Dianiaya di Timika Kantongi Sertifikat Nasional, Diduga Pemukulan Sudah Direncanakan

Share this article
Marselus Kelanangame (kanan) saat menunjuk sertifikat wasit nasional.
Marselus Kelanangame (kanan) saat menunjuk sertifikat wasit nasional.

Timika, fajarpapua.com – Marselus Kelanangame, wasit futsal yang dianiaya lima pemain Tim Futsal Nusantara saat pertandingan melawan tim Amor, Sabtu (29/1) ternyata mengantongi sertifikat wasit nasional.

ads

Dalam konferensi pers di Sekretariat KONI yang didampingi Sekretaris Umum Cessar Avianto Tunya SH, Senin (31/1), Marselus mengemukakan dirinya diminta ikut berpartisipasi dalam turnamen tersebut atas permintaan panitia penyelenggara DPPU Pertamina.

“Saya ikut karena saya yakin pemain sudah paham aturan bermain futsal. Pada saat insiden, saya sebagai wasit utama,” ungkap Marselus.

Dikemukakan, saat kick off, nuansa pertandingan sudah tidak kondusif. Bahkan sekitar 10 menit jalannya pertandingan, beberapa pemain Tim Nusantara sudah diberi peringatan.

“Mereka main tidak fair, ada yang sikutan, tolak, saya beri peringatan harus main hati-hati, jangan kasar,” katanya.

Namun beberapa pemain meminta dirinya diganti, mereka menuduh Marselus tanpa lisensi jadi wasit. “Saya bilang saya pimpin bukan asal-asalan. Saya tidak pimpin diluar aturan,” tukasnya.

Usai babak pertama, beberapa pemain ke meja panitia memberi masukan. Mereka meminta wasit diganti. “Saya tanya salah saya dimana. Karena sebelum tanding saya sudah bilang permainan keras tidak ditolerir,” tukasnya.

Marselus menyatakan, rencana pemukulan terhadap dirinya sudah terjadi saat pertandingan babak kedua dimulai.

“Saya pimpin babak kedua. Saya lihat mereka sudah rencana sebelum kickoff. Pas mau mulai saya panggil kapten Amor dan Nusantara minta supaya bermain fair, jangan lakukan hal-hal yang melanggar,” ungkapnya.

Dikemukakan, satu menit terakhir, ia memperhatikan waktu dan sempat kontak dengan wasit kedua.

“Tapi saat itu pemain Nusantara melakukan pelanggaran terhadap pemain Amor, karena peluk, aturan kan tidak boleh. Saya pluit panjang, saat itu ada beberapa orang rekam video,” ujarnya.

Setelah dianiaya, Marselus sempat mengirim video tersebut ke wasit senior di Jawa Tengah (Jateng), Bali, bahkan wasit Fifa dan AFC. “Ternyata mereka bilang benar itu pelanggaran,” katanya.

Dia mengaku menerima saja ketika dipukul. Meskipun saat makan tenggorokan terasa sakit. “Biar hukum saja yang menyelesaikan,” tuturnya.

Sekum KONI, Cesar Avianto Tunya SH menyayangkan peristiwa itu. “Apalagi terjadinya di dalam arena pertandingan. Ini kewenangan mutlak wasit,” bebernya.

Ia berharap kasus tersebut diproses hukum. Tim hukum KONI sudah siap mengawal kasus itu.

“Kedepan kepada semua insan olahraga, kalau mau ada turnamen seperti ini minimal ada pengajuan dan pemberitahuan ke organisasi induk. Misalnya futsal, voly, bola kaki harus ada pemberitahuan ke induk organisasi supaya disiapkan wasit dan perangkat pertandingan lainnya,” ujarnya.

Sedangkan Elfri Ley Wakabesi selaku Sekretaris Asosiasi Futsal Mimika berharap peristiwa ini menjadi pelajaran.

“Aturan asosiasi futsal ada sanksi baik bagi pemain secara pribadi maupun tim. Kami juga punya video pemain yang arogan, keluarkan kata-kata, tentu mereka akan dikenakan sanksi,” ujarnya.

Dia berharap kegiatan serupa melibatkan asosiasi. “Setelah hari Rabu baru tentukan langkah selanjutnya. Pertandingan sekarang mereka tidak berikan surat ke kami asosiasi. Kami juga bisa sanksi ke wasit kalau dalam penelusuran wasit yang salah. Kami bisa keluarkan sanksi seperti larangan memimpin,” ungkapnya.(ana/jun)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *