Timika, fajarpapua.com – Panas matahari menyengat, dibawa beban salib berat, Wilson berjalan tertatih-tatih. Dia menempuh jalan empat kilometer, memikul salib dari kayu besi, sambil menerima cambukan para algojo.
Pria lajang pemeran Yesus itu pada prosesi Jumat Agung (15/4) lalu menjalani drama penyaliban. Sakit, perih, dan lelah dialaminya. Bahkan dia mengaku nyaris pingsan.
Apalagi saat disalib. Paku virkan/paku beton menancap di kedua tangannya. Sakit tak tertahankan hingga air matanya terus meleleh.
“Sakit sekali, saya menangis. Tapi ini saya mau sendiri, saya ingin merasakan bagaimana penderitaan Kristus menuju bukit Golgota,” ungkap Wilson saat diwawancarai fajarpapua.com di Gereja Katolik St Paulus Kwamki Narama, Minggu (17/4).
Wilson Hisage, lahir di Wamena 3 Juni 1996. Pada akhir Januari 2022 lalu, atas kesepakatan rapat panitia bersama pengurus gereja, disepakati jalan salib hidup pada Jumat Agung. Wilson terpilih sebagai pemeran Yesus Kristus.
“Ada rasa takut. Saya mulai bergumul dalam doa dan novena, minta Tuhan Yesus dan Bunda Maria kuatkan saya bisa hadapi peran ini,” ungkapnya.
Saat jalan salib, hampir semua umat yang hadir menangis. Mereka terlarut dalam kesedihan atas refleksi peran penderitaan Kristus itu.
Cambuk yang digunakan para algojo yakni tali kapal. Tak heran punggung Wilson memerah dan banyak meninggalkan bekas luka.
“Latarbelakang saya mau jadi Yesus karena saya lihat umat Katolik di Kwamki Narama ini banyak yang pindah keluar Kwamki karena takut tidak aman di sini. Saya mau mereka kembali, gereja ini penuh lagi,” papar pria yang sehari-hari bekerja sebagai pencuci perahu di pelabuhan Pomako Timika itu.
Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob saat berdialog dengan Wilson mengaku terharu dengan pengorbanan pria tersebut.
“Luar biasa, ini pemeran Yesus kedua setelah Filipina yang tangannya dipaku. Wilson juga melakukan hal ini, bisa jadi ini pertama di Indonesia,” paparnya.
Tampak tangan Wilson yang dipaku dibalut verban sebab saat prosesi itu darahnya cukup banyak keluar.(red)