BERITA UTAMAMIMIKA

Kabar Gembira, Akhirnya Obat Malaria Tiba di Timika, Warga Tak Perlu Lagi Khawatir

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
232
×

Kabar Gembira, Akhirnya Obat Malaria Tiba di Timika, Warga Tak Perlu Lagi Khawatir

Share this article
IMG 20220803 WA0024
Obat anti malaria

Timika, fajarpapua.com – Obat Anti Malaria (OAM) atau yang lebih dikenal obat biru sudah tiba di Timika pada tanggal 1 Agustus 2022 lalu. Bahkan saat ini obat tersebut sudah didistribusikan di sejumlah faskes yang ada di Kota Timika.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra saat dikonfirmasi fajarpapua.com pada Rabu (3/8) belum memberikan jawaban. Namun sebelumnya Reynold mengatakan awal Agustus obat malaria sudah tiba di Timika.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Sementara itu sejumlah fakses yang didatangi fajarpapua.com, Rabu (3/8) mengaku stok obat malaria sudah ada.

Di RSMM misalnya. Rumah sakit khusus masyarakat 7 suku itu sejak 1 Agustus 2022 lalu sudah mendapat pasokan obat malaria.

“Sudah, pokoknya obat malaria sudah aman. Yang kami terima tanggal 1 Agustus lalu itu sesuai permintaan,” ungkap petugas yang enggan di mediakan namanya, Rabu.

Sebelumnya, dua perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dokter Ferdinand Laihad selaku tim ahli malaria dan dokter Desriana Ginting dari tim kerja penyalur tular vektor, memastikan obat anti malaria atau DHP akan tiba di Timika pada awal Agustus 2022.

Kepastian itu disampaikan keduanya usai bertemu Ketua Tim Malaria Center yang juga Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob dan staf di Hotel Grand Tembaga, Timika, Papua, Rabu (20/7).

“Awal atau paling lambat minggu kedua Agustus obat sudah tiba di Timika,” ungkap dokter Desriana menjawab wartawan.

Diakui, kosongnya stok obat malaria di Timika, Papua bahkan nasional akibat kegagalan pengadaan tahun 2021 lalu.

“Saat ini lagi proses di custom clearance (prosedur administrasi barang yang akan diterima dari luar negeri di bea cukai,red). Awal Agustus DHP dikirim secepatnya,” ujarnya.

Menurut dokter Desriana, hanya tahun ini saja yang terlambat. Untuk Papua, sebenarnya Kemenkes tidak pernah membiarkan obat malaria kurang apalagi kosong. Sebab, dari presentase nasional, 80 persen kasus malaria disumbang dari Papua.

“Kalau stok primaquin masih mencukupi. Untuk artesunat injeksi sudah mulai dikirim, kemarin terkirim 17.000 sekian ke Papua,” tuturnya.

Obat Malaria Gratis

Dikemukakan, proses distribusi obat malaria ke Papua dilakukan perbulan. Mengingat pengadaan obat dianggarkan melalui APBN sehingga tidak dibenarkan klinik swasta menjual obat tersebut.

“Ini obat program, dianggarkan APBN. Klinik swasta boleh jual tapi harus MoU dengan Dinkes, pelaporannya berapa, dan obatnya gratis. Yang dibayar hanya jatah dokter,” tukasnya.(ana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *