Timika, fajarpapua.com – Dua perwakilan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, dokter Ferdinand Laihad selaku tim ahli malaria dan dokter Desriana Ginting dari tim kerja penyalur tular vektor, memastikan obat anti malaria atau DHP akan tiba di Timika pada awal Agustus 2022 mendatang.
Kepastian itu disampaikan keduanya usai bertemu Ketua Tim Malaria Center yang juga Wakil Bupati Mimika, Johannes Rettob dan staf di Hotel Grand Tembaga, Timika, Papua, Rabu (20/7).
“Awal atau paling lambat minggu kedua Agustus obat sudah tiba di Timika,” ungkap dokter Desriana menjawab wartawan.
Diakui, kosongnya stok obat malaria di Timika, Papua bahkan nasional akibat kegagalan pengadaan tahun 2021 lalu.
“Saat ini lagi proses di custom clearance (prosedur administrasi barang yang akan diterima dari luar negeri di bea cukai,red). Awal Agustus DHP dikirim secepatnya,” ujarnya.
Menurut dokter Desriana, hanya tahun ini saja yang terlambat. Untuk Papua, sebenarnya Kemenkes tidak pernah membiarkan obat malaria kurang apalagi kosong. Sebab, dari presentase nasional, 80 persen kasus malaria disumbang dari Papua.
“Kalau stok primaquin masih mencukupi. Untuk artesunat injeksi sudah mulai dikirim, kemarin terkirim 17.000 sekian ke Papua,” tuturnya.
Obat Malaria Gratis
Dikemukakan, proses distribusi obat malaria ke Papua dilakukan perbulan. Mengingat pengadaan obat dianggarkan melalui APBN sehingga tidak dibenarkan klinik swasta menjual obat tersebut.
“Ini obat program, dianggarkan APBN. Klinik swasta boleh jual tapi harus MoU dengan Dinkes, pelaporannya berapa, dan obatnya gratis. Yang dibayar hanya jatah dokter,” tukasnya.(ana)