BERITA UTAMAMIMIKA

Timika Krisis Obat Malaria, Seorang Pasien Meninggal Dunia, Kadinkes : Stok di Puskesmas Masih Tersedia

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
30
×

Timika Krisis Obat Malaria, Seorang Pasien Meninggal Dunia, Kadinkes : Stok di Puskesmas Masih Tersedia

Share this article
IMG 20220720 WA0002
Seorang pasien di Timika mengupload copy resep di media sosial usai dirinya dinyatakan positif malaria.

Timika, fajarpapua.com – Tanpa disadari kekosongan Obat Anti Malaria (OAM) atau obat biru di hampir semua fasilitas kesehatan di Mimika bahkan Papua menjadi bencana yang mengancam keselamatan warga.

Dua hari lalu seorang pasien malaria dilaporkan meninggal dunia akibat terkonfirmasi malaria celebral.

ads

“Pasien sudah cek darah positif malaria, dia keliling Timika cari obat tapi di klinik kosong, memang di Puskesmas ada tapi harus periksa darah di situ, nah pas pasien kembali meninggal dunia di ICU,” ungkap petugas RSMM Timika yang meminta namanya tidak disebutkan, Selasa (19/7).

Menurut dia, sudah dua minggu ini RSMM ketiadaan stok kina untuk pengobatan malaria. Padahal rumah sakit khusus 7 suku itu setiap harinya didatangi puluhan bahkan ratusan pasien.

“Kami kewalahan, terpaksa setelah periksa dan pasien terdiagnosa malaria kami hanya tulis resep lalu pasien cari di klinik-klinik atau faskes lain di Timika,” ungkapnya.

Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika, Reynold Ubra mengemukakan, stok obat kina yang masih tersedia 300 doss.

“Untuk permintaan RSMM dan RSUD selalu dilayani termasuk artesunat injeksi,” ujar Reynold melalui chatting WA, Selasa (19/7).

Sementara informasi terkait penyebab kematian pasien malaria, dia berharap ditanyakan kepada Pihak RS. Sebab, stok obat malaria di Puskesmas masih tersedia.

“Saya berpendapat bahwa kami dari Dinkes maupun RS pasti melakukan upaya cepat untuk menurunkan angka kematian sehingga dengan adanya informasi ini kami dari Dinkes akan melakukan koordinasi dan evaluasi akan hal ini,” tukasnya.

Ditanya kekosongan obat kina di RSMM hampir dua minggu ini, menurut dia, pihaknya selalu melayani hampir setiap minggu termasuk memberi artesunat injeksi kepada RSMM.

“Kami punya bukti serah terima obat. Obat kina diperkirakan sampai awal Agustus namun kami tetap meminta dukungan dari Provinsi apabila stok terbatas atau tidak mencukupi,” pungkasnya.

Stok Obat Malaria Kosong Secara Nasional

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jayapura, Khairul Lie menyatakan, hingga saat ini stok obat malaria jenis Darplex masih kosong di Papua. Pasalnya, obat malaria Darplex dinyatakan oleh Kemenkes secara nasional stoknya kosong.

“Obat malaria Darplex sampai sekarang masih kosong karena obat ini import dari luar negeri, jadi kita sekarang gunakan obat kina,” kata Khairul Lie, Senin (11/7/2022).

Ia mengaku pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan pusat untuk penyediaan obat malaria, tetapi kondisi yang terjadi secara nasional juga mempengaruhi ketersediaan obat malaria di Papua.

“Jadi kita tunggu dari pusat dan saya sudah perintahkan kabid yang tangani obat itu, untuk komunikasi dengan Kemenkes untuk pengadaannya,” ujarnya.

Untuk itu, lanjut Khairul Lie, masyarakat diminta tidak perlu takut karena masih ada lini kedua yakni obat malaria kina.

“Kita punya lini ke dua yaitu kina, stok obat malaria tidak ada tetap pakai kina dan kita tetap obati pasien dengan kina,” tukasnya.

Ia mengaku, saat ini masih ada stok di Puskesmas, tetapi jumlahnya sudah menipis.

“Kekosongan obat ini bukan saja terjadi di Papua, tapi di seluruh Indonesia. Kita sudah upayakan dalam bulan ini dan Kemenkes pun sudah janji pengadaanya,” tambahnya.

Sementara itu, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Papua, Edward Sihotang, menambahkan pihaknya telah melakukan komunikasi dengan kemenkes sebagai penyedia obat program malaria pemerintah.

“Bulan Agustus dipastikan Obat malaria lini 1 tiba yaitu DHP/Darplex. Stok kosong karena masalah lockdown di negara China sehingga produksi menjadi terhambat,” ucapnya.(ana)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *