Jayapura, fajarpapua.com – Partai NasDem telah memutuskan mengusung Anies Baswedan sebagai Capres 2024, disambut penuh optimis dari kader partai di Provinsi Papua.
Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Partai NasDem Provinsi Papua, Mathius Awoitauw mengaku yakin Anies Baswedan mampu menang meraih kursi pada Pilpres 2024 mendatang.
“Saya secara pribadi optimis Anies Baswedan akan menang. Suara NasDem dari Papua nanti 100 persen dan bila perlu 150 persen untuk Anies karena kita lihat orang yang berpikir sosial budaya tidak mengumbar umbar segala hal, tetapi pendekatan budaya lebih tinggi,” jelas Mathius Awoitauw, Selasa (11/10).
Dia menyampaikan Anies merupakan seorang akademisi dengan wawasannya yang nasionalis. Bahkan, pada tahun 2010 dia membacakan deklarasi nasional demokrat didampingi Hamengku Buwono bersama tokoh-tokoh penting yang berpikiran nasionalis.
“Saya tidak tahu kenapa ada orang bicara tentang dia yang negatif banyak, padahal tidak berpikir seperti itu, kalau ada kaitannya dengan pemilihan gubernur DKI ya itu kan bisa diperbaiki,” ucap Mathius.
Lanjut dia, Anies juga merupakan aktivis yang ikut berontak untuk orde baru, dan nasionalismenya juga tinggi. Saat dia memimpin Jakarta semuanya berjalan tenang dan masyarakat menerima dia untuk kemajuan Jakarta.
Mathius berharap Anies dalam tahun ini bisa berkunjung ke Papua makan Papeda bersama di pinggir Danau Sentani.
“Kita akan undang dia ke Papua makan Papeda di danau, karena itu penting bahwa dari ujung Timur Indonesia dia akan berkibar untuk republik ini,” tuturnya.
Mathius menyatakan nanti kalau berkoalisi dengan partai Demokrat, maka suara PKS akan terkumpul semua untuk Anies.
Sementara untuk calon kandidat gubernur Papua dan Bupati dari Partai Nasdem akan dilakukan survei untuk daerah-daerah pelaksanaan pemilu.
“Kita sedang siapkan tim yang akan lakukan survei. Kita nanti gunakan lembaga survei yang terpercaya. Dari hasil survei ini kita akan tahu apa kekurangannya, untuk diperbaiki,” ungkapnya.
Sedangkan untuk pemilihan di daerah pegunungan nantinya Nasdem akan melihat mekanisme apakah pemilu dilakukan dengan sistem noken. “Kalau masih gunakan sistem noken kita sulit lakukan survei, karena itu sistem berbeda dengan pemilu biasa,” ungkapnya.(hsb)