Jayapura, fajarpapua.com– Pelaksana Harian (Plh) Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura, Eqberth C. Kopeuw menyatakan, pihaknya telah menyelesaikan masalah pembuangan meja dan kursi oleh masyarakat ke kali atau sungai Aurina di Distrik Airu, Kabupaten Jayapura pada 8 Agustus 2023 lalu.
Lebih lanjut terang Eqberth Kopeuw pihaknya juga bersama aparat kampung telah melakukan koordinasi dan pertemuan dengan oknum masyarakat yang melakukan pembuangan kursi dan meja yang dibuang ke kali Aurina tersebut.
“Jadi masalah ini telah diselesaikan oleh kepala sekolah bersama Kepala Kampung dengan masyarakat yang telah melakukan aksi pembuangan kursi dan meja sekolah ke kali Aurina itu,”jelas Eqberth Kopeuw, Rabu (16/8/2023).
Menurut Eqberth berita pembuangan kursi dan meja ini sempat viral di media sosial (Medsos), namun tidak berapa lama masyarakat kembali mengangkat kursi dan meja tersebut dari kali setelah diberikan penjelasan oleh aparat kampung dan kepala sekolah.
Dimana warga sebelumnya mengira bahwa kursi, meja sekolah SD Negeri Aurina dibeli menggunakan dana Kampung hingga menyulutkan emosi dan mengakibatkan kejadian tersebut.
“Yang memang kepala sekolah sudah memberi informasi terkait kajadian itu, meskipun memang sudah sempat viral dimana-mana. Kejadian ini karena kesalahan pahaman dengan masyarakat setempat. Sekolah yang dapat bantuan kursi dan meja dari Dinas Pendidikan Kabupaten Jayapura dan buka hanya di sekolah Aurina diberikan , tetapi diberikan pada 4 sekolah yang ada di Airu,”kata Eqberth.
Pasca kejadian itu, ujar Eqberth, proses belajar mengajar di Sekolah SD Aurina sudah berjalan dan juga telah melaksanakan rangkaian HUT RI ke-78 dan persiapan 17 Agustus 2023. “Saya menghimbau kepada masyarakat apabila dapat bantuan dari siapa pun jangan langsung melakukan tindakannya sendiri dengan membuang fasilitas sekolah, tetapi sebaiknya dikonfirmasi lebih dahulu asal-asal usul bantuan tersebut,”tuturnya.
Dikatakan Eqberth, masyarakat yang membuang kursi dan meja itu perlu dikasih pemahaman agar berikutnya tidak melakukan tindakan seperti itu. Jika mendapat bantuan dari aparat kampung, pemerintah maupun pihak swasta hendaknya diterima dan dikonfirmasi lebih dahulu agar tidak terjadi salah paham. “Pada kejadian itu memang masyarakat menginginkan kepala kampung ada keterbukaan pada masyarakat terkait program-program maupun bantuan-bantuan dari pemerintah agar masyarakat tidak salah paham,”ungkapnya.
Eqberth menambahkan, pihaknya dari dinas pendidikan terus konsisten melengkapi sarana prasarana di sekolah termasuk di Kampung Pagai telah kami siapkan sebuah speedboad untuk transportasi guru-guru dan anak-anak. Bahkan, juga akan memberikan buku-buku.
Sebelumnya diberitakan Puluhan kursi dan meja yang ada di sekolah SD Negeri Auirna, Distrik Airu, Kabupaten Jayapura, dibuang ke kali atau sungai oleh warga.
Kejadian ini akibat kesalahpahaman atau kurangnya komunikasi antara masyarakat dan aparat kampung di Aurina Airu, dimana warga mengira bahwa meja sekolah SD Negeri Aurina dibeli menggunakan dana Kampung hingga menyulutkan emosi dan mengakibatkan kejadian tersebut.(hsb).