Timika, fajarpapua.com – Pemilu legislatif di Kabupaten Mimika diduga diwarnai kecurangan. Hal itu yang menyebabkan hampir semua Caleg Amungme-Kamoro tersingkir.
Tidak puas dengan keadaan demikian, massa dua lembaga adat Lemasa dan Lemasko melakukan aksi demo damai di depan Graha Eme Neme Yauware, Kamis (22/2).
Dalam aksi tersebut, massa menuntut KPU dan Bawaslu Mimika agar merespon semua kecurangan yang terjadi pada Pemilu 14 Februari lalu yang menyebabkan putra putri asli Amungme Kamoro kalah dan tersingkir.
Mereka meminta KPU dan Bawaslu tidak mendiamkan kecurangan-kecurangan yang terjadi. Apalagi money politic dan mobilisasi massa terjadi secara kasat mata.
Pantauan lapangan, ratusan massa yang dikoordinir Lemasa dan Lemasko berjalan dari sekretariat Lemasko jalan Timika Indah tempat massa berkumpul. Mereka berjalan kaki sambil membentangkan spanduk besar dan melakukan orasi di depan Graha Eme Neme Yauware.
Adapun spanduk bertuliskan tuntutan membatalkan perhitungan suara untuk DPRD Kabupaten Mimika dan DPRP Papua Tengah, karena suara yang ada hasil money politic, pembelian surat undangan dan mobilisasi massa untuk mencoblos berulang kali melibatkan oknum kepala distrik, kepala kampung, guru dan KPPS.
Selain itu dalam spanduk juga bertuliskan KPU harus menetapkan Caleg terpilih mengacu kesepakatan antara MRP Papua Tengah, Bupati Mimika, Forkopimda dan Tokoh masyarakat di hotel 66 tanggal 8 Februari 2024 lalu.(ron)