Jayapura, fajarpapua.com-Kantor Pencarian dan Pertolongan Jayapura (SAR) melaksanakan siaga 24 jam, untuk mengantisipasi akan terjadinya bencana di Jayapura, serta menerima laporan masyarakat melalui emergency.
Selain itu, berbagai upaya juga dilaksanakan, di antaranya mengawasih perkembangan cuaca dan perubahan cuaca ekstrem yang dapat mengakibatkan bencana alam.
“Kami SAR Jayapura sudah berjalan rutin 24 jam ada siaga, anggota kami ini dibagi per sip sebanyak 7 orang rescuer, komunikasi, kagahar. Jadi dalam 7 hari selama 24 jam ful siaga untuk menghadapi musibah dan apa pun kondisinya kita selalu siap,”ungkap Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Jayapura (SAR), Anton Sucipto di ruang kerjanya, Selasa (22/10/2024).
Lebih lanjut Anton, SAR Jayapura juga membantu dalam mengingatkan masyarakat terkait bancana alam seperti banjir, banjir bandang, gempa bumi, tanah longsor dan lainnya. “Kami bekerjasama dengan potensi SAR, lembaga terkait BNPB, BPBD, pemerintah maupun stakeholder,”sambungnya.
Kantor Pencarian dan Pertolongan Jayapura (SAR) juga melakukan pelatihan dan simulasi untuk meningkatkan kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Ini mencakup pelatihan SAR yang mencakup pencarian, pertolongan, penyelematan, dan evakuasi.
Selain itu, ketika bencana terjadi, SAR merespons dengan melakukan operasi SAR dengan mengerahkan anggota, peralatan yang memadai, dan dukungan dari potensi SAR.
“Untuk penanganan bencana di Papua alamnya berbeda dengan di luar, namun yang pasti kita siapkan peralatan, tim dengan lakukan pengecekan semua alut setiap hari seperti truk personil, perahu karet, maupun peralatan lainnya, sehingga kapan pun dibutuhkan kami siap. Kalau di pedalam kita juga punya potensi SAR dengan luas wilayah 300 ribu kilo meter dengan 14 kabupaten dan satu kota kami hanya mengandalkan 79 sumber daya manusia dan memanfaatkan potensi SAR,”tuturnya.
Anton menabahkan, untuk menangani bencana pihaknya mengalami kendala potensi SAR yang terlibat dalam operasi SAR masih sangat terbatas. Dan yang sering terlibat TNI, Polri, maupun pemerintah, tetapi kami tetap menjalin komunikasi dengan semua pihak dalam melakukan operasi SAR. “Kita sudah lakukan juga pemetaan daerah rawan bencana, namun yang sering terjadi di Jayapura adalah membahayakan nayawa di laut.(hsb).