Timika, fajarpapua.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika berencana memasok babi dari luar daerah guna mengendalikan kenaikan harga daging babi yang terus melambung.
Bupati Mimika, Johannes Rettob menegaskan pemerintah berupaya menstabilkan harga daging babi pasca wabah African Swine Fever (ASF).
“Virus ASF menyebabkan populasi ternak babi kita turun drastis. Namun, berdasarkan laporan terakhir, situasi sudah terkendali dengan hanya 2-3 ekor babi terinfeksi yang berhasil ditangani. Kami optimis langkah pemulihan dapat segera berjalan,” kata Bupati Rettob kepada awak media, Kamis (8/5).
Meski demikian, pemulihan ternak babi lokal diprediksi memakan waktu 1-2 tahun. Untuk memenuhi kebutuhan masyarakat selama masa transisi, Pemkab akan mendatangkan babi dari luar daerah.
“Impor menjadi solusi darurat agar harga kembali normal tanpa menunggu pemulihan penuh,” tandasnya.
Tak hanya soal pasokan, kenaikan harga babi juga berkontribusi pada inflasi di Mimika. Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat daging babi sebagai penyumbang utama inflasi regional.
Menanggapi hal ini, Bupati berencana menggelar pertemuan dengan BPS untuk merumuskan strategi pengendalian.
“Inflasi harus dikelola secara komprehensif, termasuk melalui koordinasi data dan kebijakan,” tambahnya.
Langkah ini diharapkan tidak hanya meredam gejolak harga, tetapi juga menjaga daya beli masyarakat. Dengan sinergi antar-instansi, Pemkab Mimika berupaya memastikan stabilitas ekonomi tetap terjaga di tengah tantangan pemulihan sektor peternakan.
“Kami tidak ingin masyarakat terbebani terlalu lama. Segala upaya akan dilakukan demi keseimbangan pasar dan kesejahteraan bersama,” pungkasnya . (moa)