Jayapura, fajarpapua.com – Guna mendorong peningkatan investasi di Kabupaten Jayapura, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) Kabupaten Jayapura menggelar Forum Komunikasi Publik Penyusunan Peta Potensi Investasi, Jumat (14/11).
Wakil Bupati Jayapura, Haris R. Yocku, usai membuka kegiatan tersebut mengatakan penyusunan peta potensi investasi menjadi langkah penting sebagai landasan menarik investor masuk ke Kabupaten Jayapura.
“Peta investasi ini dapat menjadi kompas dalam menentukan arah pembangunan. Ibarat mencari harta tanpa peta, investasi juga tidak akan berkembang tanpa arah yang jelas,” ujarnya.
Haris mengapresiasi DPMPTSP yang telah menyelenggarakan forum tersebut. Ia berharap diskusi yang digelar tidak berhenti pada pertemuan saja, tetapi menghasilkan langkah konkret untuk menarik investor.
“Kita harus memastikan kesiapan Kabupaten Jayapura dalam menerima investasi, baik dari sisi sumber daya manusia, sumber daya alam, maupun pengelolaannya. Manfaat investasi juga harus dirasakan langsung oleh masyarakat,” tegasnya.
Menurut Haris, Kabupaten Jayapura memiliki potensi besar pada sektor pariwisata, pertanian, perkebunan, dan perikanan. Ia juga mengajak seluruh pihak mendukung visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati Jayapura dalam mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
“Investasi adalah bagian dari upaya kami untuk memajukan daerah. Mari bekerja bersama demi kesejahteraan masyarakat,” katanya.
Sementara itu, Kepala DPMPTSP Kabupaten Jayapura, Gustaf Gruapon, menjelaskan bahwa forum konsultasi publik ini menjadi langkah awal pemetaan potensi daerah berdasarkan zona pembangunan yang telah ditetapkan Bupati Jayapura.
Ia menyebut, jika sebelumnya terdapat empat zona pembangunan, maka pada periode kepemimpinan Bupati Yunus Wenda dan Wakil Bupati Haris R. Yocku kini dibagi menjadi tiga zona, yakni:
Zona 1: Sentani
Zona 2: Wilayah pesisir
Zona 3: Wilayah pegunungan hingga Nawa
Forum ini, kata Gustaf, fokus mengidentifikasi potensi pariwisata, pertanian, peternakan, dan sektor unggulan lainnya, terutama di wilayah yang sebelumnya masuk zona 3 dan 4.
“Digitalisasi data potensi daerah sangat penting agar investor mendapatkan gambaran jelas mengenai sumber daya manusia, status lahan, hingga peluang investasi,” jelasnya.
Gustaf menambahkan, pihaknya juga menggandeng perguruan tinggi seperti Uncen serta menjajaki kerja sama dengan beberapa negara untuk memperkuat kajian dan perencanaan investasi ke depan. (hsb)
