BERITA UTAMAOLAHRAGA

Kaleidoskop 2020: Bulu Tangkis Indonesia, antara Pandemi dan Sederet Prestasi

pngtree vector tick icon png image 1025736
7
×

Kaleidoskop 2020: Bulu Tangkis Indonesia, antara Pandemi dan Sederet Prestasi

Share this article



Ajang bertajuk PBSI Home Tournament di Pelatnas Cipayung mulai 24 Juni sampai 24 Juli 2020 itu memainkan lima sektor berbeda. Masing-masing sektor dipertandingkan setiap pekan selama tiga hari, yaitu Rabu, Kamis dan Jumat.

Turnamen itu dibuka dengan pertandingan ganda putra, dilanjutkan  ganda campuran, tunggal putra, ganda putri dan ditutup laga tunggal putri.

Fajar Alfian/Yeremia Erich Yoche Rambitan menjuarai ganda putra, ganda campuran untuk Praveen/Melati, tunggal putra direbut Anthony Ginting, ganda putri menjadi milik Siti Fadia Silva Ramadhanti/Ribka Sugiarto, dan gelar juara tunggal putri dikalungkan kepada Gregoria Mariska Tunjung.



Melihat sukses penyelenggaraan Home Tournament, PBSI kemudian kembali berinisiatif menggelar turnamen serupa, namun kali ini menggunakan format Piala Thomas dan Uber.

Berbeda dari Home Tournament yang digelar dengan tujuan mengasah keterampilan sekaligus mengobati kerinduan pemain kepada turnamen, Simulasi Piala Thomas dan Uber diadakan sebagai persiapan sebelum menghadapi turnamen bergengsi itu.

Simulasi Piala Thomas berlangsung 1-3 September 2020, sedangkan simulasi Piala Uber pada 8-10 September 2020. Keduanya digelar di Pelatnas Cipayung dan tanpa penonton.

Tim Thomas dan tim Uber masing-masing dibagi ke dalam empat grup. Dalam satu grup, ada tujuh pemain yang terdiri dari tiga pemain tunggal dan dua pasang pemain ganda. Tim dengan jumlah kemenangan terbanyak adalah juaranya.

Tim Harimau menjuarai simulasi Piala Thomas. Tim ini beranggotakan tiga tunggal putra Jonatan Christie, Karono dan Bobby Setiabudhi, dan  dua ganda putra yakni Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto serta Pramudya Kusumawardhana/Yeremi Erich Yoche Rambitan.

Tim garuda yang diisi oleh Gregoria Mariska Tunjung, Stephanie Widjaja dan Aisyah Sativa Fatetani serta pasangan Febby Valencia Dwijayanti Gani/Yulfira Barkah dan Jessita Putri Miantoro/Lanny Tria Mayasari, menjuarai simulasi Piala Uber.

Sayang, pada pertengahan September, BWF memutuskan menunda Piala Thomas dan Uber 2020 karena spandemi COVID-19 yang masih belum mereda di banyak negara.

Kejuaraan beregu sangat bergengsi yang awalnya dijadwalkan diadakan pada 3-11 Oktober 2020 di Aarhus, Denmark, itu pun  ditunda hingga Oktober 2021.

Meskipun sudah melakukan persiapan maksimal, latihan dan simulasi, para pemain pelatnas menerima keputusan itu dengan lapang dada. Mereka bersyukur masih bisa mengikuti turnamen dan sekaligus mencetak prestasi di tengah pandemi walau hanya dalam skala kecil.


Mundur dari Denmark Open

Dari sekian banyak turnamen yang ditangguhkan oleh BWF, Denmark Open menjadi satu-satunya turnamen yang digelar sesuai jadwal pada 13-18 Oktober 2020 di Odense Sports Park, Odense, Denmark.

Namun, BWF tak mau begitu saja memberi izin. Mereka menuntut  panitia agar menerapkan protokol kesehatan yang ketat agar virus corona tidak menyebar kepada pemain, pelatih, ofisial dan staf.

BWF juga mewajibkan penggunaan masker setiap waktu, kecuali para pemain yang sedang bertanding, menjaga kebersihan dengan rajin mencuci tangan dan selalu menjaga jarak aman.

Tidak itu saja, BWF menerapkan aturan baru kepada atlet, yakni larangan kontak fisik, baik jabat tangan, pelukan maupun bertukar raket atau kaos. Kontak hanya dilakukan singkat sekali, berupa isyarat pada awal dan akhir pertandingan.

Jepang, Taiwan, India, Prancis, Jerman, Spanyol, Inggris, Rusia, Belanda, Kanada, Amerika Serikat, Swiss, Ceko, Estonia, Hungaria, Swedia, Finlandia, Ukraina, Skotlandia, Wales, Norwegia dan Irlandia menyambut baik turnamen level Super 750 ini dan mengirimkan wakil-wakilnya.

Sebaliknya Indonesia mengambil keputusan berbeda dengan tidak mengirimkan satu pun wakilnya ke turnamen bergengsi tersebut.

Sekretaris Jenderal PP PBSI Achmad Budiharto menyampaikan dua alasan yang mendasari pertimbangan Indonesia menarik diri dari turnamen itu.

Pertama, kekhawatiran para atlet terhadap kemungkinan terpapar COVID-19, baik dalam perjalanan, di tempat transit maupun di lokasi pertandingan.



Kedua, atlet dan ofisial ragu ikut ambil bagian dalam turnamen ini karena tidak ada jaminan dari BWF.

Pemain ganda putra Hendra Setiawan mengatakan keputusan Indonesia tidak berpartisipasi dalam Denmark Open 2020 sudah dipikirkan matang-matang.

“Tahun ini kami belum berani menempuh perjalanan jauh, seperti ke Eropa. Mungkin tahun depan kami bisa mulai lagi, tapi lihat-lihat dulu seperti apa situasinya. Kami juga harus mengetahui protokol kesehatan yang diterapkan di negara penyelenggara karena itu merupakan faktor penting yang bisa membuat kami merasa aman untuk bertanding,” papar Hendra.

Selain Indonesia, beberapa negara lain seperti Malaysia, China dan Thailand juga menarik diri.

Keputusan Indonesia itu menunjukkan bahwa kesehatan dan keselamatan pemain dan ofisial adalah prioritas.

Padahal kalau mengirimkan perwakilan, mungkin Indonesia bisa mempertahankan gelar juara bertahan dan memboyong lebih dari satu gelar. Dalam turnamen ini edisi 2019, tim Garuda menyabet dua gelar juara lewat ganda putra Marcus/Kevin dan ganda campuran Praveen/Melati.

Tahun depan, Indonesia menghadapi jadwalyang padat. Diawali dengan tiga turnamen berturut-turut di Bangkok, Thailand, yakni Yonex Thailand Open pada 12-17 Januari 2021, Toyota Thailand Open pada 19-21 Januari dan BWF World Tour Finals 2020 pada 27-31 Januari 2021.

Kemudian Olimpiade Tokyo, Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis, Piala Thomas dan Uber serta turnamen-turnamen besar lainnya yang tahun ini tak diselenggarakan gara-gara pandemi.

Mari berharap pandemi segera berakhir sehingga kita bisa menyaksikan kembali bintang-bintang bulu tangkis Indonesia berjuang mengharumkan nama negaranya di kancah internasional.(ant)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *