BERITA UTAMAMIMIKA

Paska Pembantaian 8 Pekerja PT PTT di Beoga, Keamanan Papua Jadi Bahan Gunjingan, Fence: Dana Entertainment Ratusan Juta, Pengamanan Dikesampingkan

cropped cnthijau.png
6
×

Paska Pembantaian 8 Pekerja PT PTT di Beoga, Keamanan Papua Jadi Bahan Gunjingan, Fence: Dana Entertainment Ratusan Juta, Pengamanan Dikesampingkan

Share this article
Group FB Pekerja Telekomunikasi Indonesia
Group FB Pekerja Telekomunikasi Indonesia

Timika, fajarpapua.com – Masalah keamanan pekerja proyek di wilayah Provinsi Papua pasca tewasnya 8 karyawan PT Palapa Ring Timur Telematika (PT PTT) menjadi bahan gunjingan di media sosial.

ads

Bahkan sejumlah akun media sosial yang tergabung di Grup Facebook Komunitas Pekerja Telekomunikasi Indonesia mengungkapkan gaji yang diterima pekerja tidak sebanding dengan resiko yang terjadi.

Mereka juga menyoroti perusahaan pemegang proyek khususnya di bidang telekomunikasi yang menggelontorkan dana entertainment yang nilainya ratusan juta rupiah.

Tapi disisi lain perusahaan tersebut dinilai banyak yang mengenyampingkan faktor keamanan para pekerjanya di lapangan.

Hal ini seperti diungkapkan oleh akun Fence Adrian Mansyur dalam unggahannya saat menanggapi tewasnya 8 pekerja PT PTT di Beoga, Kabupaten Puncak.

“Turut berduka cita yg sedalam dalam nya buat pejuang langit yg tewas di papua,” tulis Fence diawal unggahanya di Group Komunitas Pekerja Telekomunikasi Indonesia, pada Jumat (4/3) lalu.

Fence yang mengaku meniti karir dari nol bersama salahsatu korban tewas juga menuding, management perusahaan juga hanya mengejar untung dengan menyediakan Danan entertainment yang nilainya fantastis, namun tidak memiliki kepedulian kepada keamanan pekerja.

“Buat yg katanya management, apa arti cuan cuan buat entertain ratusan juta, jika untuk bayar pam saja di kesampingkan.bang Billi lo dari nol bareng sama gw sampe maintenance,” tulisnya.

Gunjingan masalah keamanan pekerja yang mengerjakan proyek di pedalaman Papua juga disampaikan oleh akun, Angga Kurniawan.

Bahkan dalam unggahanya akun ini mengajak seluruh kru maintenance telekomunikasi di Papua untuk mundur jika tidak ada jaminan keamanan.

“YG DI PAPUA BALIK MUNDUR SEMUA ,KALAU TIDAK ADA PENGAMAN DARI TNI POLRI. Gajih tidak seberapa ,keluarga menunggu di rumah,” tulisnya.

Sementara suara yang sama diungkapkan oleh akun Sony Brero yang menilai kondisi kerja di Papua tidak sedang baik-baik saja dan meminta rekan-rekannya menarik diri sampai adanya jaminan keamanan

“PRAYFORPAPUA. Bagi tmn2 yg msh di papua segeralah menarik diri.,krn sampai batas yg tdk di tentukan papua tdk dlm kondisi yg baik2 saja
Carilah krj di tempat2 yg msh menjunjung tinggi nilai2 aman.,nyaman & damai dan itu msh byk tmpt di Indonesia ini. Dan silahkan kembali ke papua sampai ada keputusan resmi dr pemerintah yg menyatakan papua aman tuk di kunjungi dgn bukti2 factual.,krn subcon tdk akan membuat pernyataan itu.,mereka hanya mengkalkulasi dr sisi bisnis saja. Thx,” urainya.

Akun Hardi Antex yang pernah mengerjakan proyek serupa di Kabupaten Tolikara dan empa kaki nyaris menjadi korban penganiayaan bahkan meminta para tehnisi tidak memperbaiki jaringan telekomunikasi

“Selamat jalan kawan… Biarkan Papua tidak usah ada jaringan telekomunikasi.. Saya ex projects bakti Tolikara.. 4kali parang hampir kena kepala..Kami memang cari nafkah.. tpi klo harus nyawa kami yg hilang karena kalian orang yg g tau terima kasih.. LBH baik saya balik kanan dari Papua.. Sekali LG selamat jalan kawan,” tulisnya .

Sementara akun Harta Talemta mengutuk keras para pelaku pembantaian yang dinilainya tidak memiliki rasa kemanusiaan.

“Kami atas nama komunitas pekerja telekomunikasi seluruh Indonesia
Turut belasungkawa atas gugur nya 8 teman kami, semoga di berikan kekuatan untuk keluarga yang di tinggalkan. Kami mengutuk keras atas kebiadaban kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua. Dan kepada pemerintah/pihak terkait, Kami meminta penjaminan perlindungan untuk keamanan kami bekerja dilapangan Jangan sampai terjadi lagi tragedi ini,” tulisnya sambil menyertakan #hargainyawakami. (mas)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *