BERITA UTAMAMIMIKA

Fasilitas Pustu Nawaripi Selalu Jadi Incaran Pencuri, Petugas Kesulitan Alat Tes Malaria, Butuh Listrik dan Tenaga Analisis

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
5
×

Fasilitas Pustu Nawaripi Selalu Jadi Incaran Pencuri, Petugas Kesulitan Alat Tes Malaria, Butuh Listrik dan Tenaga Analisis

Share this article
Pustu Kampung Nawaripi
Pustu Kampung Nawaripi

Timika, fajarpapua.com – Demi memaksimalkan pelayanan, Puskesmas Pembantu (Pustu) Kampung Nawaripi, Distrik Wania membutuhkan bantuan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Mimika untuk menunjang beberapa pelayanan kesehatan yang dianggap menjadi penghambat. Terutama penyediaan alat test cepat malaria Rapit Diangonse Test (RDT).

Selain itu, pembuatan pagar keliling sangat mendesak sebab Pustu tersebut menjadi sasaran pencurian.

ads

“Selama ini kami bergantung pada Puskesmas Wania untuk pemeriksaan laboratorium sampel darah pasien malaria dari Pustu Nawaripi,” ungkap Kepala Pustu Nawaripi, Almeda Moi, A.Md. Kep kepada fajarpapua.com belum lama ini.

“Beberapa kendala dan hambatan selalu kami hadapi. Tapi kami mencoba untuk tetap melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat saat jam kerja,” tutur Melda sapaan sehari-hari Almeda.

RDT dianggap sangat penting untuk memastikan hasil test cepat malaria kepada pasien di wilayah tersebut.

“Sehingga tidak perlu menuggu sehari untuk hasil dikeluarkan karena dikhawatirkan kondisi pasien memburuk akibat gejala malaria yang dikeluhkan,” tukasnya.

Melda menjelaskan, dari data pendaftaran pasien yang berobat ke Pustu Nawaripi, rata-rata dalam sehari saat jam kerja pukul 08.00 WIT hingga pukul 14.00 WIT tercatat sebanyak 200 pasien.

Selain itu, Pustu Nawaripi tidak ditunjang dengan kelistrikan yang memadai serta alat laboratorium maupun tenaga analisis.

Sehingga untuk melayani pasien yang datang berobat dengan gejala malaria, maka petugas akan mengambil darah, selanjutnya hasilnya diiantar petugas ke Puskesmas Wania untuk diperiksa agar mengetahui hasil pemeriksaan pasien malaria dari Pustu.

“Untuk pasien malaria, dalam sehari jika sudah diambilkan sampel darah, maka hasilnya besok baru bisa diketahui setelah petugas ke Puskesmas Wania untuk mengambil hasil,” ujar Melda.

Lebih jauh soal pemeriksaan itu, untuk pasien non Papua atau pendatang, akan diarahkan langsung ke klinik-klinik swasta untuk pemeriksaan malaria.

“Tapi untuk masyarakat asli Papua terutama kepada mereka orang Mimika atau suku Amungme dan Kamoro, terkadang hasilnya bisa dalam sehari menunggu hasil dari pusekesmas,” tukasnya.

Melda berharap Puskesmas Wania bersama Dinas Kesehatan, pemerintah Kampung segera melihat hal ini.

“Apalagi wilayah Kampung Nawaripi yang dominan dataran rendah serta berawa yang dipenuhi genangan air, itu menjadi sarang perkembangbiakan nyamuk penyebar malaria,” bebernya.

Selain itu, ada beberapa kendala dan hambatan yang juga dihadapi oleh Petugas Pustu di Kampung Nawaripi yakni meteran listrik, mesin air yang juga dicuri, serta halaman gedung dan pagar keliling yang sangat diperlukan.

“Karena kalau ada beberapa alat yang berharga di dalam pustu ini, selalu jadi incaran para pencuri,” bebernya. (eddy)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *