Jayapura,fajarpapua.com– Sekelompok masyarakat dan pemuda dari Kabupaten Pegunungan Bintang menyatakan sikap menolak untuk bergabung dengan Daerah Otonomi Baru (DOB) Provinsi Papua Pegunungan Tengah.
Penolakan tersebut dilakukan karena akses jangkauan pelayanan dan akses pembangunan di Wilayah Kabupaten Pegunungan Bintang lebih mudah jika tetap menjadi bagian Provinsi Papua.
“Dimana saja Provinsi Papua berada, kita tetap berada disana. Kami telah berjalan sekian lama bersama dan merupakan jangkauan paling terdekat lewat Kabupaten Jayapura,” ucap Tokoh Masyarakat Pegunungan Bintang, Agustinus Uropmabin, kepada media di Jayapura.
Sementara itu, Tokoh Masyarakat, Terianus Keduman, menyampaikan, masyarakat akar rumput menghendaki tetap menjadi bagian dari Provinsi Papua.
“Masyarakat biasanya dari Jayapura langsung dengan pesawat ke kampung dan juga bisa kedistrik, sehingga pelayanan ini jangan terputus, sebab telah berlangsung sejak lama,” kata Terianus
Disampaikan, bahwa pihaknya mewakili masyarakat berkeinginan meminta dan berada di Papua, meskipun ada pemekaran tetap didukung, hanya Pegunungan Bintang tetap bersama Papua.
Ditempat yang sama, Pimkan Melki Uropmabin yang dipercayakan membacakan pernyataan dari Forum Komunikasi Rakyat Pegunungan Bintang.
Melki menyebutkan, dasar penolakan Pegunungan Bintang masuk Provinsi Papua Pegunungan Tengah, karena Forum Komunikasi Rakyat Pegunungan Bintang mempertimbangkan dan memutuskan secara kultur.
Dimana manusia Pegunungan Bintang menyebar ke arah Papua New Guniea dan kearah utara yaitu daerah Waris dan Senggi, Kabupaten Keerom, Daerah Skouw di Kota Jayapura serta daerah Airu dan Nawa Kabupaten Jayapura.
“Marga marga yang sama di kedua daerah antara Pegunungan Bintang dan Kabupaten Jayapura ini meliputi Mallo, Ibo, Wally, Monim,” jelasnya.
Dikatakan, secara keagaaman, penyebaran agama Kristen Protestan dan Katolik memang masuk melalui wilayah Merauke tetapi untuk proses penyebarannya secara intens melalui Jayapura.
“Masyarakat Pegunungan Bintang secara ekonomi, pendidikan dan kesehatan lebih condong kearah Jayapura dari dulu walaupun secara administrasi masuk Kabupaten Jayawijaya waktu itu,” tutur Meki Uropmabin.
Ditambahkan, juga adanya jarak tempuh untuk akses mobilisasi Pembangunan Ekonomi lebih dekat ke Jayapura daripada selatan maupun Barat.
“Akses jalan darat beberapa kilometer lagi sudah terhubung dengan Kabupaten Pegunungan Bintang,” ucapnya.
Diakui, Kabupaten Pegunungan Bintang memiliki wilayah budaya tersendiri yaitu wilayah kebudayaan Okmemin yang meliputi 4 suku besar, yakni Suku Ok, Suku Mek, Suku Min, dan Suku Me.
“Pegunungan Bintang tetap di bawa Provinsi Papua dan menolak bergabung dengan DOB Provinsi Papua Pegunungan,” ucapnya.
Pihaknya meminta, Kemendagri memperhatikan secara khusus tuntutan masyarakat Kabupaten Pegunungan Bintang tersebut. (hsb)