BERITA UTAMAPAPUA

14 Musisi Muda Indonesia Dikenalkan Kekayaan Seni dan Budaya Papua di Club Pencinta Alam Hirosi Sentani

cropped 895e2990 d422 4061 9705 e533253f1607.jpg
4
×

14 Musisi Muda Indonesia Dikenalkan Kekayaan Seni dan Budaya Papua di Club Pencinta Alam Hirosi Sentani

Share this article
IMG 20220712 WA0049
14 Musisi Muda saat dikenalkan Budaya Papua di Club Pecinta Alam Hirosi di daerah Cycloop, Sentani, Kabupaten Jayapura.

Jayapura, fajarpapua.com- Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Perfilman, Musik, dan Media, Direktorat Jenderal Kebudayaan kembali menggelar Temu Seni bersama 14 musisi muda Indonesia di Club Pecinta Alam Hirosi di daerah Cycloop, Sentani, Kabupaten Jayapura.

Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya
Klik Gambar Untuk Informasi Selanjutnya

Temu Seni kali ini menghelat Sarasehan Budaya Papua yang menghadirkan seorang antropolog, peneliti dan kurator seni budaya Universitas Cendrawasih, Enrico Yory Kondologit.

Sarasehan Budaya Papua di ajang Temu Seni ini memberikan kesempatan bagi 14 musisi muda peserta Temu Seni untuk mendapatkan cakrawala pengetahuan dan pemahaman utuh tentang kekayaan seni dan budaya Papua.

Enrico Kondologit menyampaikan, Papua begitu kaya, dengan memiliki lebih dari 250-an etnik/suku bangsa dan bahasa. Bahkan, secara tradisional, kesenian tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, melalui kesenian dapat menyampaikan dan menyalurkan pengalaman, rasa dan ide kepada orang lain.

“Dalam kesenian terdapat simbol-simbol yang dianggap sakral dan penuh makna yang kerap dikatakan sebagai rahasia hidup orang Papua,” katanya.

Lebih jauh, Enrico menjelaskan bahwa orang Papua dapat dikenali dari aspek budayanya, dan ada beberapa aspek yang digunakan dimana salah satunya adalah konsep mengenai pembagian atau pengklasifikasian wilayah budaya di Tanah Papua telah ada sejak tahun 1983 dilakukan oleh Don A.L. Flassy dengan merujuk pada 7 aspek etnografi dan corak seni budaya di Tanah Papua.

Setelah itu, Flassy membagi wilayah budaya Papua ke dalam 14 bagian, antara lain; Wilayah Budaya Tabi, Saireri, Doberai, Bomberai, Ha Anim, La Paqo dan Mee Paqo.

Enrico Kondologit dalam penjelasannya di kesempatan Sarasehan Budaya Papua di depan 14 musisi muda peserta Temu Seni memaparkan bahwa sejak Otonomi Khusus di Papua dilaksanakan, Papua mengalami pembangunan fisik dan ekonomi yang demikian pesat.

Namun tentu saja berdampak pada masyarakat adat di Papua yang kehilangan tanah dan tempat-tempat sakral. Seperti yang terjadi Kota Jayapura sebagai pusat pemerintahan Provinsi Papua dari 10 suku yang ada sudah tidak ditemukan rumah adatnya.

Untuk itu perlu adanya usaha mempertahankan eksistensi budaya orang Papua lewat seni yang ada saat ini, sehingga dapat menjadi warisan bagi generasi Papua di masa yang akan datang.

Sementara itu, Direktur Perfilman, Musik, dan Media, Kemendikbudristek RI, Ahmad Mahendra menyampaikan, kegiatan Temu Seni ini dihelat tidak hanya untuk mewujud menjadi wadah pertemuan para praktisi seni kontemporer dari berbagai wilayah di Indonesia, namun juga dapat menjadi sarana berbagi, diskusi, kolaborasi dan ajang bertukar pikiran antara seniman-seniman muda Indonesia.

“Kami harapkan juga akan terbangun jejaring baru diantara para seniman muda ini yang nantinya akan muncul dukungan terhadap satu sama lain serta menjadi salah satu jalan pembuka terciptanya pengembangan karya–karya seni baru,” ujar Ahmad, Selasa (12/7).

Dalam kesempatan yang sama, 14 musisi muda peserta ajang Temu Seni menikmati sajian apik dua tarian khas Papua yaitu Tarian Penyambutan dan Drama Tari yang dipentaskan dengan begitu indah oleh para penari dari Sanggar Seni budaya Reymay, Sentani Jayapura, bagian dari CPA Hirosi yang diasuh oleh Marshall Suebu.

Ke 14 musisi muda Indonesia yang turut serta dalam Temu Seni antara lain adalah, Wahyu Thoyyib Pambayun, Rani Jambak, Halida Bungan Fisandra, Sraya Murtikanti, I Gede Yogi Sukawiadnyana, Presley Talaut, Christian Setyo Adi, Melfritin Waimbo, Yudhi Kalwa, Bastian Marani, Purwoko Ryan Ajayanto, Sri Hanuraga, Ana Adila Putri dan Yuddan Fijar SugmaTimur.(hsb)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *